Kawasan IKN Marak PSK Lewat Michat, Tarif Ratusan Ribu Sasar Pegawai IKN

tribun nvamesa
Ilustrasi

Satusuaraexpress.co | Kaltim – Prostitusi online kian marak di kawasan sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Pekerja seks komersial (PSK) itu menyasar para pekerja IKN. Untuk itu, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengingatkan masyarakat akan bahaya prostitusi melalui aplikasi Michat.

Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat Satpol PP PPU, Rakhmadi mengatakan pihak menerima laporan dari masyarakat adanya PSK yang terus berdatangan, terutama dari Desa Bumi Harapan.

Baca juga : Perkara Tindak Pidana Korupsi Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Masuk Tahap II

Menurutnya, praktik ini dilakukan melalui aplikasi hijau, dan para pekerja seks komersial kerap beroperasi di guest house karena tarif sewa yang tergolong murah. Walaupun pihaknya sudah melakukan dua kali penggerebekan dan memulangkan pekerja seks ke daerah asal mereka, praktek ini tetap marak dengan tarif layanan Rp300.000 sampai Rp500.000 per transaksi.

“Hampir semua guest house di Bumi Harapan ada praktik prostitusi online. Kami sudah dua kali lakukan penggerebekan. Tapi setelah dipulangkan, mereka tetap muncul di aplikasi dengan berbagai tarif. Ini sangat mengkhawatirkan,” ungkap Rakhmadi, Rabu (30/4/2025).

Baca juga : Pemerintah Berikan Waktu Lippo Group untuk Ganti Rugi Konsumen

Satpol PP mencatat, sebagian besar PSK berasal dari luar daerah seperti Makassar, Surabaya, dan Bandung, dengan sasaran utama para pekerja IKN yang jauh dari keluarga.

Rakhmadi menegaskan praktik ini tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga mengancam kesehatan serta moral masyarakat. Ia menekankan pentingnya peran aktif berbagai pihak, mulai dari pemerintah desa, RT, tokoh agama, hingga pengelola penginapan.

Baca juga : Mahasiswa Unud Bali Ambil Foto di Instagram Tanpa Izin Untuk Diedit Jadi Foto Fulgar Gunakan AI

Selain itu, Rakhmadi juga meminta dukungan media serta lembaga keagamaan seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk membantu dalam memberikan edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat.

Ia menyebut persoalan ini sebagai fenomena gunung es yang memerlukan sinergi semua elemen untuk ditangani secara tuntas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *