Jakarta, Satusuaraexpress.co – Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta memastikan bahwa penyebaran telur nyamuk wolbachia untuk mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Kesehatan Nomor 1341 Tahun 2022.
Saat ini, penyebaran nyamuk di Jakarta Barat masih berada dalam tahap sosialisasi kepada warga.
“Belum dilakukan (penebaran). Saat ini masih proses sosialisasi kepada masyarakat,” ujar Kasie Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama, Senin 27 November 2023.
Kawasan Jakarta Barat (Jakbar) akan menjadi salah satu dari lima lokasi yang akan ditebarkan nyamuk wolbachia. Empat kota lainnya adalah Semarang, Bandung, Kupang, dan Bontang.
Ngabila mengatakan bahwa kelima daerah tersebut direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan untuk melakukan penyebaran nyamuk wolbachia secara massal sebagai upaya penanganan Demam Berdarah Dengue (DBD).
“Sesuai SK Menkes perluasan di 5 kota dengan angka kasus DBD yang cukup tinggi,” ujarnya.
Seperti diketahui, Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) telah menyiapkan sekitar 4.100 ember bibit nyamuk yang mengandung bakteri wolbachia. Nyamuk ini akan digunakan untuk mengatasi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jakbar.
“Peluncurannya di Kecamatan Kembangan sebagai percontohan pada awal Desember 2023,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakbar Erizon Safari, Sabtu, 14 November 2023.
Ia menjelaskan, ribuan ember nyamuk ber-wolbachia tersebut akan dijaga oleh ‘orang tua asuh’, dalam hal ini pemilik rumah, tempat ember tersebut ditempatkan. Keberadaan nyamuk berbakteri itu pun bakal terus dipantau setiap dua pekan sekali.
“Yang paling penting adalah orang tua asuh nyamuk. Itu yang kita sebut orang tua asuh adalah rumah-rumah yang ditempatkan, diletakkan ember-ember berisi telur nyamuk itu yang akan dipantau tiap dua minggu sekali (perkembangannya),” terangnya.
Erizon menyebutkan sejauh ini pihaknya sudah melakukan persiapan dengan melatih kader-kader yang menjadi koordinator lapangan dalam program tersebut.
Penanganan DBD dengan nyamuk ber-wolbachia terbukti 87 persen efektif saat uji coba di beberapa wilayah, seperti Bantul, Sleman, dan Yogyakarta.
“Sudah, dari tingkat kota sudah dilakukan pelatihan untuk koordinator lapangan. Teman-teman koordinator lapangan yang akan memantau di Kembangan. Juga, dilakukan sosialisasi secara tidak langsung oleh teman-teman kader dari puskesmas,” kata Erizon.