Satusuaraexpress.co – Ondel-ondel adalah salah satu kebudayaan adat betawi yang dilestarikan yang dulu digunakan untuk mengisi berbagai acara, Namun belakangan ini banyak ondel-ondel banting stir menjadi pengamen. Hal ini menjadi sorotan Pemprov DKI untuk melarang ondel-ondel digunakan alat ngamen.
Diketahui, ratusan orang PMKS terjaring razia Operasi Asih Asuh yang digelar Satpol PP DKI Jakarta. Sebanyak 62 pengamen ondel-ondel terjaring razia tersebut.
Seperti diketahui, Satpol PP DKI Jakarta melarang ondel-ondel digunakan untuk mengamen. Sebab, Pemprov DKI menilai ikon budaya Betawi itu hanya digunakan untuk mengemis uang.
Tentu hal ini menuai pro dan kontra. Salah satunya dari perajin ondel-ondel, Mulyadi. Ia tinggal di tempat yang terkenal dengan Kampung Ondel-ondel, Jalan Kembang Pacar, Jakarta Pusat. Banyak ondel-ondel berbaris di jalan ini.
Mulyadi sudah menjadi perajin ondel-ondel dari tahun 2013. Berawal dari ondel-ondel yang masih sulit dicari, sampai sekarang ondel-ondel menjadi makanan sehari-hari. Anaknya, Muhammad Waldi pun mengikuti jejak sang ayah menjadi perajin ondel-ondel.
Tujuan dari Mulyadi membuat ondel-ondel pun karena adanya permintaan dari masyarakat untuk mengisi berbagai acara. Namun, seiring berjalannya waktu, ondel-ondel kini dijadikan alat untuk mengamen.
Tidak dipungkiri bahwa Mulyadi melakukan hal tersebut karena merasa iba dengan orang-orang di sekitar tempat tinggalnya yang membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mulyadi merasa bahwa tidak bisa membantu mereka selain menyewakan ondel-ondelnya yang dipakai untuk mengamen.
Pada awalnya menurut Mulyadi, ondel-ondel dulunya memiliki fungsi untuk tolak bala dan menjadi tradisi suku Betawi. pada akhirnya ondel-ondel menjadi kebudayaan dan berkembang menjadi ladang mata pencaharian sebagian orang.
“Ayo kita jaga kebudayaan, kita berasal dari Betawi, mau dibawa ngamen kek yang penting kebudayaan gue elu jaga marwah kebudayaan gua (Betawi)”, Pesan Mulyadi.
Mulyadi juga berpesan kepada masyarakat yang menggunakan ondel-ondel menjadi ladang uang, untuk tetap mematuhi peraturan pemerintah yang telah ditetapkan. Dan berharap bahwa mereka bisa mendapatkan lapangan pekerjaan sebagai pengganti jika pengamen ondel-ondel ditiadakan. (red)