BMKG Memprediksi Fenomena Aphelion Akan Terjadi di Bulan Juli

aphelion e1751439111580 780x470 1
Ilustrasi fenomena Aphelion.

Satusuaraexpress.co | Jakarta – Pada bulan Juli 2025, akan terjadi salah satu peristiwa astronomi tahunan, yaitu aphelion, momen ketika posisi Bumi berada pada titik terjauh dari Matahari dalam orbitnya.

Lalu, kapan tepatnya aphelion terjadi tahun ini dan apakah ada pengaruhnya terhadap kehidupan di Bumi?

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), aphelion merupakan kejadian yang berlangsung sekali dalam setahun, biasanya sekitar bulan Juli.

Baca juga : Whoosh Pecahkan Rekor Baru di Libur Sekolah, Layani 25.794 Penumpang dalam Sehari

Sebaliknya, fenomena perihelion adalah kondisi ketika Bumi berada pada titik terdekat dari Matahari dalam lintasannya.

Dilansir dari situs astronomi In The Sky, aphelion tahun ini akan terjadi pada 4 Juli 2025 pukul 02.54 WIB.

Saat itu, jarak antara pusat Bumi dan pusat Matahari diperkirakan mencapai sekitar 152.087.738 kilometer (km). Sebagai perbandingan, jarak rata-rata Bumi dan Matahari adalah sekitar 149,6 juta km.

Orbit Bumi mengelilingi Matahari berbentuk elips, bukan lingkaran sempurna. Oleh karena itu, jaraknya dapat berubah sekitar 3 persen sepanjang tahun.

Baca juga : Jadi Korban Cinta Penipuan, Staf Media Prabowo Subianto Kehilangan Uang Rp 48 Juta

Meskipun jarak saat aphelion lebih jauh, perbedaan ini tidak cukup besar untuk menyebabkan perubahan besar pada kondisi iklim di Bumi.

Banyak orang bertanya-tanya, apakah fenomena ini menyebabkan suhu di Indonesia menjadi lebih dingin? Jawabannya tidak.

BMKG menjelaskan bahwa aphelion tidak berpengaruh langsung terhadap cuaca atau suhu ekstrem di Indonesia.

Penurunan suhu yang sering terjadi pada Juli hingga Agustus, terutama di wilayah selatan garis khatulistiwa seperti Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, lebih disebabkan oleh hembusan angin muson timur dari Australia yang sedang memasuki musim dingin.

Baca juga : Truk Tractor Head Tidak Lulus Uji Emisi Didenda Rp 15 Juta

Angin muson ini membawa udara dingin dan kering ke wilayah Indonesia, sehingga menyebabkan suhu turun, khususnya saat malam hingga pagi hari.

Jadi, pendinginan suhu udara pada periode ini lebih disebabkan oleh pola angin musiman, bukan oleh jarak Bumi yang menjauh dari Matahari.

BMKG juga menegaskan bahwa aphelion adalah fenomena tahunan yang normal, dan tidak menimbulkan dampak besar terhadap cuaca maupun keselamatan di Bumi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *