Satusuaraexpress.co | Jakarta – Asosiasi pengemudi ojek online Garda Indonesia bersama berbagai aliansi organisasi dan komunitas ojol se-Jabodetabek berencana menggelar kembali demonstrasi di Istana Kepresidenan, Jakarta, dalam waktu dekat.
Kali ini massa tidak hanya menggelar demi. Sebab, suara dari ratusan ribu pengemudi ojek online selama ini diabaikan. Sebanyak 50.000 driver siap kepung Istana dan 500.000 lebih driver akan off-bid massal.
Kepala Divisi Humas Garda Indonesia, Yudha Al Janata, mengatakan demonstrasi akan kembali dilakukan pada 21 Juli 2025, karena pemerintah belum merespons tuntutan pengemudi ojol pada demo 20 Mei kemarin.
Baca juga : Ustadz Khalid Basalamah Dipanggil KPK Terkait Kasus Korupsi Kuota Haji
“Hingga saat ini Menteri Perhubungan RI masih bungkam tidak juga berikan keputusan atas tuntutan aksi kami 20 Mei 2025. Maka itu kami akan melaksanakan aksi ‘Revolusi Ojol Kepung Istana Presiden RI’,” kata Yudha, Selasa (24/6/2025).
Yudha mengatakan aksi ini akan diikuti oleh 50 ribu ojol roda dua dan roda empat dari berbagai daerah. Peserta aksi akan memasuki Jakarta secara bergelombang. Ia memastikan lokasi demonstrasi akan berfokus di Istana Merdeka, Jakarta.
“Aksi Revolusi Ojol Kepung Istana Presiden RI akan kami laksanakan paling cepat pada Senin, 21 Juli 2025, dan paling lambat bulan Agustus 2025,” kata Yudha.
Baca juga : Kejagung Sita Uang Senilai Rp 11,88 Triliun Kasus Dugaan Korupsi CPO, Ini Penampakannya
Adapun tuntutan yang akan dibawa asosiasi ojol, antara lain mendesak Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tentang Transportasi Online, menetapkan potongan biaya aplikasi maksimal di angka 10 persen, serta memberlakukan diskresi tarif pemesanan makanan dan pengantaran barang.
Asosiasi juga menuntut pemerintah mengaudit potongan 5 persen dari pendapatan pengemudi yang selama ini diambil oleh aplikator secara sepihak tanpa adanya transparansi. Asosiasi juga meminta pemerintah agar menetapkan perusahaan aplikator menghapus program promo dan pengelompokkan pengemudi seperti aceng, slot, hub, member, hemat, dan lain sebagainya.
Baca juga : Simpan Uang Hampir Rp 1 Triliun di Rumah, Eks Pejabat Mahkamah Agung Minta Maaf
Tak hanya turun ke jalan, Yudha mengatakan demonstrasi juga akan dibarengi dengan aksi mematikan aplikasi massal secara serentak di seluruh Indonesia untuk melumpuhkan tranportasi berbasis aplikasi online.
“Kami berharap Presiden Prabowo membuktikan kepada pengemudi online gabungan R2 dan R4 bahwa memang benar dan konkrit bahwa Presiden RI pro rakyat, bukan pro kepada pengusaha kepentingan bisnis,” ucap Yudha.
Pada 20 Mei kemarin, para pengemudi ojek online melakukan aksi unjuk rasa yang dipusatkan di Istana Merdeka, Kementerian Perhubungan dan Gedung DPR. Tak hanya di Jakarta, demo ojol dan taksi online dari berbagai daerah termasuk Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Selatan.