Satusuaraexpress.co | JAKARTA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Bina Marga akan melakukan penataan trotoar dan kelengkapannya di empat lokasi pada 2025. Penataan bertujuan meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki sekaligus mendukung visi Jakarta sebagai Kota Global.
Empat lokasi penataan trotoar meliputi Kawasan Blok M (lanjutan) Meliputi area Jalan Falatehan I dan Jalan Falatehan sisi Terminal Blok M, Jalan Mangga Besar Raya, Jalan Prof Dr Soepomo dan sekitarnya Meliputi Jalan Soepomo, sebagian Jalan Saharjo, dan Jalan Abdullah Syafei sisi utara sampai menuju Stasiun KA Tebet dan Simpang Fatmawati Meliputi Jalan Fatmawati, sebagian Jalan TB Simatupang dan Jalan RA Kartini.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Heru Suwondo mengatakan, penataan ini akan mengusung konsep ‘Complete Street’ untuk meningkatkan kenyamanan dan keselamatan pejalan kaki serta pengguna jalan lainnya.
Baca juga : Periksa Dua Orang Saksi, Kejati DKI Jakarta Usut Kasus Dugaan Korupsi Dinas Kebudayaan
Konsep ‘Complete Street’ adalah pendekatan perencanaan dan desain jalan yang memastikan akses aman bagi semua pengguna, termasuk pejalan kaki, pesepeda, pengendara kendaraan bermotor, dan pengguna transportasi umum dari segala usia maupun kalangan.
“Dinas Bina Marga DKI Jakarta berupaya menciptakan infrastruktur yang ramah bagi semua pengguna jalan melalui penataan trotoar yang terintegrasi dan berkelanjutan, sejalan dengan konsep ‘Complete Street’ yang telah diterapkan di berbagai kota besar dunia,” ujar Heru, Rabu (12/2/2025).
Heru menuturkan, pendekatan ini menyesuaikan kebutuhan mereka, seperti lansia, penyandang disabilitas dan komunitas. Trotoar yang ditata dengan konsep ini tidak hanya mendukung mobilitas pejalan kaki, tetapi juga terintegrasi dengan transportasi umum massal, seperti LRT Jabodebek, Transjakarta, dan KRL.
Baca juga : Nikita Mirzani Terseret Kasus Dugaan Pemerasan dan Pengancaman, Korban Rugi Rp 4 Miliar
Heru menjelaskan, untuk proses pembangunan lebar trotoar akan bervariasi sesuai kondisi eksisting dan tidak akan mengokupansi jalan. “Misalnya eksistingnya sekian meter, kita perbaiki sesuai dengan lebar eksistingnya,” ucapnya.
Heru menekankan pentingnya penataan trotoar yang sejalan dengan pekerjaan Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT). “Pekerjaan penataan pedestrian sebaiknya berbarengan dengan pekerjaan SJUT. Misalnya, kita bikin trotoar di MT Haryono, kita juga bikin manhole utilitas di situ. Jadi nanti kabel utilitas pindah ke bawah, trotoarnya sudah bagus,” tuturnya.