Dapat Jatah Puluhan Ribu Dosis, Pemkot Tangerang Gelar Vaksinasi Hari Ini

IMG 20210124 161513

Tangerang, Satusuaraexpress.co – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang akirnya mendapat jatah vaksin Covid-19. Vaksin Sinovac sebanyak 22.820 tersebut didistribusikan pada Sabtu, (23/1) lalu. Usai memperoleh jatah, Pemkot Tangerang langsung melakukan vaksinasi tahap pertama bagi Tenaga Kesehatan (Nakes), Minggu, (24/1).

Vaksinasi perdana ini dilakukan di gedung Nyi Mas Melati Dinas Kesetahan (Dinkes) Kota Tangerang. Total terdapat 190 Nakes lingkup Dinkes yang divaksin.

“Proses vaksinasi periode pertama ini kita targetken selama 1 minggu. Pelaksanaan vaksinasi di hari berikutnya akan dilakukan bagi semua nakes di puskesmas dan penunjangnya kemudian rumah sakit dan penunjangnya di seluruh Kota Tangerang,” ujar Kepala Dinkes Kota Tangerang, Liza Puspadewi.

Liza mengatakan total sasaran Nakes Kota Tangerang yang akan divaksin sebanyak 11.113. Mereka akan vaksin 2 kali. “Vaksin yang diterima kota Tangerang 22.280 dosis untuk 2 kali putaran,” imbuh Liza.

Liza menargetkan pelaksanan vaksin periode dan tahap pertama ini akan selesai 1 pekan setelahnya. Baru kemudian, para Nakes yang telah divaksin bakal melakukan monitoring dan pembinaan ke fasilitas kesehatan untuk vaksinasi periode kedua.

“Dengan harapan vaksinasi lancar, aman selanjutnya bahwa vaksinasi ini bisa selesai di akhir Minggu ini kemudian di Minggu kedua ini kami persiapkan untuk putaran kedua,” ujarnya.

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Tangerang ini meyakini kalau vaksin besutan perusahaan asal Tiongkok, Sinovac Biotech ini aman. Lantaran sudah melalui uji klinis dan mendapat sertifikasi Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Serta dinyatakan halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Menurut Liza, Vaksin ini berfungsi untuk meningkatkan imun tubuh. Sehingga, dapat kebal terhadap berbagai virus termasuk Covid-19. Kalaupun ada yang terjangkit setelah divaksin kata Liza itu berarti sasaran atau masyarakat sebelumnya sudah terpapar dan sedang masa inkubasi.

“Jadi analisanya kemungkinan pada saat di vaksin sasaran tersebut sudah terpapar. Jadi pada saat dia di vaksin sasaran tersebut sudah terpapar oleh virus dan masuk pada masa inkubasi,” kata Liza.

Kemudian, saat ingin divaksin sasaran tersebut tidak melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. “Tidak melakukan pemeriksaan untuk mengecek ada virus atau tidak pada tubuhnya jadi yang kita vaksin yang sehat,” tambah Liza.

“Dari hasil uji klinis Indonesia bahwa 63 persen efitasi untuk vaksin sinovak dimana bisa dijelaskan bahwa jika sasaran sudah divaksin maka dia akan punya kekebalan 3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak divaksin,” jelas Liza.

Diketahui, syarat vaksinasi sudah tertuang dalam Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit nomor Hk.02.02/4/ 1 /202. Keputusan tersebut berisi tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Liza menjabarkan, proses vaksinasi bagi nakes dimulai dari registrasi untuk mengecek status kepegawaiannya di database. Kemudian, tahap kedua dilakukan seleksi atau sreening. Pada tahap ini Nakes atau sasaran akan diperiksa kesehatannya mulai dari tensi darah hingga dicek kemungkinan adanya penyakit menular.

“Kemudian disodorkan 16 pertanyaan atau kategori. Ini untuk mengetahui apakah dia punya penyakit bawaan atau tidak. Pertanyaan ini sesuai dengan petunjuk teknis 16 kategori,” kata Liza.

Biak lolos, sasaran akan langsung di vaksin. Setalah divaksin, sasaran akan diobservasi selama 30 menit. Proses terakhir ini untuk mengetahui efek samping yang ditimbulkan pasca divaksin.

“Diperiksa selama 3 kali 10 menit apakah akan terjadi metabolisme yang tidak diharapkan. Setelah 30 menit observasi maka nakes itu berhak untuk mendapatkan sertifikat,” jelas Liza.

Liza pun juga ikut dalam vaksinasi periode pertama ini. Diakui Liza, dia tak merasakan efek samping pasca divaksin setelah melalui tahap observasi. Kecuali, efek samping lokal saat penyuntikan.

“Dan Samapi saat ini saya belum merasakan gejala apapun insyallah saya tidak merasakan dan gejala lain. Kecuali efek lokal dan efek lokal pun saya tidak merasakan apa apa,” ungkap Liza.

(MI)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *