Satusuaraexpress.co – Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 telah mencatat, kasus aktif Covid-19 di Indonesia pada 24 Mei mencapai 5,24 persen, meningkat daripada 19 Mei 2021, yakni 5,01 persen. Sementara angka kesembuhan turun dari 92,22 persen pada 18 Mei 2021 menjadi 91,97 persen pada 24 Mei 2021. Jumlah kasus positif terkonfirmasi Covid-19 mencapai 1.781.127 kasus, 1.638.279 orang dinyatakan sembuh dan 49.455 orang meninggal.
Di sejumlah daerah, kasus Covid-19 terus bertambah, antara lain di Malang dan di Surabaya, Jawa Timur, serta Palembang, Sumatra Selatan. Di Surabaya 12 penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa Penjaringan Sari terpapar Covid-19. Mereka dirawat di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya.
Presiden Joko Widodo sudah mengingatkan berkali- kali pentingnya pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro. Strategi pemanfaatan PPKM mikro harus dioptimalkan, bersama strategi pendekatan komunikasi baru melalui tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat .
Prof Wiku Adisasmito, Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 sudah menjelaskan, jika ada yang memaksakan mudik , akan menimbulkan mobilitas yang berpotensi meningkatkan penularan Covid-19.
Pemerintah menyatakan lebih dari 4 ribu orang pemudik positif Covid-19, dari tes acak yang digelar pemerintah di jalur- jalur mudik. Dari 381 lokasi Operasi Ketupat dari 6.742 pemudik random testing, konfirmasi positif 4.123.
Kenaikan kasus positif Covid-19 pasca lebaran di antaranya terpantau di Deli Serdang dan Tapanuli Utara, provinsi Sumatra Utara; di Jakarta Timur, DKI Jakarta; Tegal, Jawa Tengah; serta Bandung, Jawa Barat.
Pelanggaran terbesar upaya pencegahan epidemi adalah saat melepas masker saat ditempat pariwisata untuk makan dan minum, dan tidak menjaga jarak. Misalnya , di Sumut, 21 tenaga kesehatan di Deli Serdang positif Covid-19. Adapun di Tapanuli Utara, satu desa harus dikarantina karena 202 warganya positif Covid-19. Di Jakarta Timur, lebih dari 80 orang di RT 003 RW 003 Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cipayung, terpapar Covid-19. Kluster keluarga ini diduga berawal saat warga RT 003, yang mayoritas masih berkerabat, mengadakan silaturahmi pada hari lebaran 13-15 Mei.
Di Tegal, sejak pertengahan Ramadhan hingga Lebaran, jumlah jasus Covid-19 harian di RS.Mitra Siaga dilaporkan naik dari satu pasien sehari menjadi sepuluh pasien sehari . Di kota Bandung , lonjakan kasus terlihat dari munculnya 36 kasus baru positif Covid-19 lewat tes Rapid Antigen acak.
Lonjakan kasus baru Covid-19 dipengaruhi rendahnya kesediaan masyarakat mengurangi mobilitas dan kedislplinan masyarakat melaksanakan protokol kesehatan ketika harus bepergian untuk urusan yang dinilai penting.
Hal- hal penting yang belum disadari masyarakat :
Ada banyak terjadi infeksi virus corona SARS-CoV-2 tanpa gejala, dan banyak orang tidak sadar, bahwa mereka telah terinfeksi
Selama Anda makan atau minum atau duduk ngobrol di meja yang sama dengan orang yang terinfeksi asimtomatik (orang tanpa gejala) semua orang pasti akan melepas masker mereka. Setiap orang dalam jarak 2-3 meter bisa terinfeksi, lalu membawa pulang virus dan menyebarkan virus ke anggota keluarga di ruangan yang sama.
Jika ada 1.000 orang mengunjungi supermarket atau mal, semua orang memakai masker, maka risiko yang akan tertular minim bahkan medekati nihil. Tetapi jika ada dua orang yang makan / minum / minum kopi di meja yang sama, satu orang yang terinfeksi pasti akan menularkan ke yang lain! Jadi kumpul-kumpul bukanlah intinya, tapi melepas masker untuk makan dan minum bersama orang luar (bukan di ruangan yang sama) yang berisiko tertular.
Pemerintah berpendapat perlu dibentuk posko di RT yang diharapkan bisa menjabarkan program pemerintah terkait dengan karantina mandiri bagi mereka yang baru kembali dari bepergian . Kalau perlu dilakukan mikro _lockdown_ skala RT, seandainya ditemukan adanya kluster keluarga. Melalui ketua RT dan Puskesmas pasien Covid-19 dirujuk ke Wisma Atlit atau dirujuk ke rumah sakit rujukan Covid-19 bila keadaanya kritis.
Masalah Strain virus baru
Strain virus yang didiagnosis tahun lalu, dapat diobati dengan steroid dan obat lain. Menurut Direktur Jenderal Kesehatan Dunia (WHO) bahwa strain virus baru yang mulai berjangkit tidak bermanfaat pada pemberian steroid.
Adanya Strain virus corona SARS-CoV-2, baru tidak hanya bermutasi setahun sekali, tetapi sebulan sekali! Semua vaksin yang ada di pasaran dikembangkan tahun lalu ( produksi massal tahun itu ).
Strain virus yang digunakan dan ditargetkan selama penelitian dan pengembangan tahun lalu semuanya 6 bulan yang lalu. Namun dalam 6 bulan terakhir, galur virus tersebut telah bermutasi 6-10 kali. Vaksin saat ini tidak efektif melawan semua varian baru dari galur virus ini! Hanya berlaku untuk strain virus tahun lalu.
Belajar dari kasus Covid-19 di Malaysia. Hampir 100 persen dari 400.000 kasus yang dikonfirmasi di Malaysia disebabkan oleh diri mereka sendiri atau anggota keluarga mereka yang telah bersama orang luar dalam waktu dekat, bahkan jika mereka hanya makan, minum segelas anggur atau kopi, dan lainnya. pihak tidak mengetahuinya. Dari orang yang terinfeksi tanpa gejala!
Gejala Infeksi asimtomatik mencapai 80 persen. Oleh karena itu, selain 400.000 kasus yang dikonfirmasi, setidaknya ada 1 juta orang di Malaysia yang tidak tahu bahwa dirinya telah terinfeksi, tetapi bila kekebalannya sendiri kuat, sehingga asimtomatik, namun masih dapat menulari orang lain!
Dibandingkan dengan tahun lalu, jenis virus saat ini lebih ganas, lebih cepat menyebar, dan memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi, dan tidak efektif untuk semua vaksin!
Misalnya mutasi virus corona B.1.1.7, dari Inggris, B.1.617 dari India , E484K dari Afrika Selatan dan varian Brasil, P1. Dan varian baru virus corona ini sudah ada di Indonesia.
Jadi hal- hal berikut yang harus difokuskan adalah jumlah kematian per hari! Dan bukan hanya jumlah kasus yang dikonfirmasi.
Diperlukan peningkatan Surveilans Genomik Covid-19 untuk mendeteksi varian baru virus corons.
Ini perlu dilakukan agar para pakar dapat memanfaatkan informasi ini untuk mengetahui penyebaran mutasi secara epidemiologik dan juga melakukan antisipasi pada terapi dan vaksin Covid-19, kalau sekiranya diperlukan.
Banyak orang yang salah paham dengan seruan pemerintah untuk mengurangi pergi keluar. Seseorang keluar setiap hari-30 hari sebulan pergi keluar setiap hari untuk membeli makanan untuk dikemas, tetapi dia memakai masker sejak dia meninggalkan rumah sampai dia kembali ke rumah, maka dia aman.
Yang lain disebut kurang keluar rumah selama 29 hari, hanya 1 hari untuk makan, minum dan minum kopi bersama kerabat dan teman (tidak seruangan). Resiko penularan bagi orang yang kurang keluar rumah ini jauh lebih besar dari pada pergi keluar untuk membeli setiap hari.
Dari sudut pandang moneter, rumah sakit pemerintah penuh, dan Anda hanya dapat dirujuk ke rumah sakit swasta. Pada saat itu, Anda akan menemukan bahwa polis asuransi apa pun yang Anda beli, terlepas dari kartu BPJS atau asuransi jiwa, tidak akan membayar Anda biaya pengobatan sepenuhnya terkait Covid-19, karena termasuk dalam kategori pandemi. Paling banyak, penggantian yang manusiawi hanya beberapa juta rupiah. Tetapi biaya perawatan rumah sakit swasta Anda setidaknya 20.juta per hari! Dan itu dibayar tunai setiap hari, bukan setelah keluar dari rumah sakit!
Langkah- langkah pencegahan
Setidaknya ada 7 hal yang harus diperhatikan untuk mengatasi lonjakan kasus Covid-19 pasca Lebaran :
1. Memperketat pelaksanaan Protokol kesehatan 3 M seperti di pasar, swalayan karena sudah ramai, transportasi umum kembali beroperasi, bioskop buka dll.
2. Membatasi kegiatan event besar, upacara keagamaan , kunjungan silaturahmi, perkawinan dll
3. Sebagian masyarakat dianjurkan vaksinasi untuk melindungi diri .
4. Pemeriksaan testing dan tracing yang menurun harus ditingkatkan.
5. Dengan ditemukannya varian baru, termasuk B.1.617 dari India yang disebut mutasi ganda, selain varian B.1.1.7 dari Ingris dan varian B.1.351asal Afrika Selatan .
6. Melakulan mikro _lockdown_ skala RT termasuk menggalang gotong royong membantu warga yang terpapar Covid-19.
7. Untuk itu pemerintah harus menyiagakan rumah sakit- rumah sakit di seluruh Indonesia sebagai upaya mengantisipasi adanya lonjakan kasus Covid-19 pasca Lebaran.
Dibutuhkan kewaspadaan terhadap ledakan kasus Covid-19 dan strategi komunikasi baru untuk menumbuhkan kesadaran di masyarakat terkait pentingnya mencegah penularan Covid-19, karena pandemi belum berlalu secara comprehensive dengan melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat , bersama pemerintah mengatasi pandemi Covid-19
Kesimpulan :
Diperlukan kewaspadaan terhadap ledakan kasus Covid-19 dengan melakukan mikro lockdown skala RT. Dan strategi baru komunikasi dengan melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat bersama pemerintah.
Ingat risiko tertular mungkin tidak hanya membunuh diri Anda sendiri, tetapi juga berisiko pada orang tua, suami, istri, dan anak-anak di rumah Anda
Ingatlah bahwa jenis varian baru virus corona saat ini belum ada obatnya, dan vaksin yang tersedia tidak efektif !
Jangan abai virus corona SARS-CoV-2 masih mewabah.
Ber Iman dan Ber Hikmat
Bersama kita bisa melawan Covid-19.
Salam sehat.
Jakarta 25 Mei 2021.
Dr. Mulyadi Tedjapranata.