Satusuaraexpress.co – Pemerintah mendapatkan solusi Untuk mengatasi import Remdesivir yang bermasalah, Solusi tersebut, Pemerintah Indonesia dapat mengembangkannya di dalam negeri. Rencananya akan bisa meluncur September mendatang.
Direktur Utama Kimia Farma, Verdi Budidarmo menjelaskan jika importisasi obat jadi Remdesivir berasal dari India. Karena negara tersebut melakukan lockdown, pengiriman pun menjadi terkendala. Dia mengatakan upaya mengatasi masalah tersebut, produk Remdesivir akan dilakukan pengembangan.
“Produk Remdesivir juga dilakukan pengembangan di dalam negeri diproduksi bersama Kimia Farma dan Phapros. Diharapkan launching September,” kata Verdi dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI, dikutip dari kanal Youtube DPR RI, Rabu (7/7/2021).
Baca Juga : Lindungi Nakes, RI dan Thailand Berencana Suntikan Vaksin Dosis ke 3 ?
Remdesivir sendiri digunakan sebagai salah obat penanganan Covid-19. Di Indonesia penggunaannya telah mengantongi izin dari otoritas obat yakni Badan POM. Selain Remdesivir, Favipiravir juga telah memiliki emergency use authorization (EUA) untuk penanganan pasien Covid-19.
“Obat yang sudah mendapatkan EUA sebagai obat covid adalah dua. Baru Remdesivir, Favipiravir,” kata Kepala BPOM, Penny Lukito dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI beberapa waktu lalu.
Baca Juga : Usai Gunakan Sinopharm, Negara ini Akan Booster Dengan Pfizer
Sementara itu untuk ketersediaan bahan baku Favipiravir dan Azithromycin tidak ada kendala.
“Importasi produk Favipiravir dan Azithromycin kondisi ketersediaan bahan baku cukup,” ungkapnya.
Verdi menjelaskan pihaknya telah mengirimkan sebanyak 58 ribu dus Azithromycin bulan lalu. Dalam satu dus tersebut berisi 20 tabelt obat. Sementara Favipiravir, Verdi menyebutkan pihaknya memiliki target bisa memproduksi hingga 7 juta tablet. (*)