Usai Gunakan Sinopharm, Negara ini Akan Booster Dengan Pfizer

vaccination concept female doctor vaccinating cute little boy i 169

Satusuaraexpress.co – Uni Emirat Arab dan Bahrain telah menyiapkan suntikan ketiga vaksin Covid-19 sejak bulan lalu. Rencananya suntikan booster ini menggunakan Pfizer/BioNTech pada masyarakat yang telah disuntik menggunakan Sinopharm.

Seorang perwakilan dari Mubadala Health mengatakan ibu kota UEA, Abu Dhabi akan menyediakan suntikan booster enam bulan setelah masyarakat menerima suntikan kedua, dikutip dari Reuters, Jumat (9/7/2021)

Menurut perwakilan itu, vaksinasi berbeda bisa diberikan sebagai booster namun tetap menjadi kebijaksanaan penerima. Para profesional kesehatan juga tidak akan memberikan rekomendasi.

Sinopharm jadi jenis vaksin awal yang disuntikan di negara-negara teluk itu. Setelahnya masyarakat baru diperkenalkan oleh jenis vaksin lain.

Baca Juga : Lindungi Nakes, RI dan Thailand Berencana Suntikan Vaksin Dosis ke 3 ?

Abu Dhabi menawarkan suntikan Sinopharm sejak Desember. Sementara Pfizer digunakan oleh masyarakat pada bulan April.

Negara itu juga telah menawarkan dosis ketiga Sinopharm sejak Mei lalu. Sebab ditemukan suntikan vaksin itu tidak menciptakan antibodi yang cukup bagi sejumlah penerimanya.

Sementara perwakilan di Bahrain mengatakan mereka yang memenuhi syarat bisa menerima suntikan booster. Jenisnya pun bisa Pfizer atau Sinopharm terlepas dari vaksin yang telah diambil sebelumnya.

“Pemerintah tidak akan merekomendasikan suntikan booster yang dipilih,” ungkap perwakilan itu.

Kedua negara itu mengalami kenaikan kasus positif dalam beberapa waktu terakhir. Pada Mei, Bahrain mencatat puncak infeksi harian mencapai 3000 kasus dan di UEA melaporkan 2000 kasus perhari pada Juni turun dari 3977 kasus pada Februari.

Sinopharm yang telah digunakan di kedua negara dikhawatirkan soal kemanjurannya. Penyebabnya adalah data klinis yang dipublikasikan terbatas.

Sebuah jurnal medis menyebutkan Sinopharm memiliki keefektifan mencapai 78,1% untuk melawan gejala Covid-19. Namun para peneliti mengatakan data penelitian dari sejumlah negara termasuk UEA dan Bahrain tidak cukup bagi orang tua dan mereka dengan penyakit kronis.

(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *