Jakarta, Satusuaraexpress.co – Kasus pneumonia mengalami peningkatan di China sejak pertengahan Oktober 2023. Penyakit ini mirip influenza hanya saja yang diserang adalah anak.
Berdasarkan laporan, penyakit pernapasan ini mulanya disampaikan oleh Komisi Kesehatan Nasional China pada tanggal 13 November 2023 lalu.
Kemudian, pada tanggal 19 November 2023, Program Penyakit Berkembang China (ProMED) juga melaporkan adanya kasus pneumonia misterius pada anak-anak.
Pemerintah China pun saat ini tengah meminta agar jumlah klinik ditingkatkan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit.
“Upaya harus dilakukan untuk meningkatkan jumlah klinik dan area perawatan yang relevan, memperpanjang jam layanan secara tepat, dan memperkuat jaminan pasokan obat-obatan,” kata Juru Bicara Komisi Kesehatan Nasional Mi Feng, Minggu (26/11/2023), dikutip dari DW.
Mungkinkah wabah pneumonia sampai ke Indonesia?
Melansir Kompas, Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman saat dimintai pendapatnya menilai, penyakit sistem pernapasan akan sangat cepat potensinya untuk menyebar ke berbagai wilayah termasuk Indonesia.
“Apakah bisa ke Indonesia (wabah pneumonia misterius), bisa, sangat jelas (bisa),” ujar Dicky kepada Kompas.com, Senin (27/11/2023).
Ia menjelaskan, hal ini karena penerbangan ke luar negeri sudah normal bahkan berfrekuensi tinggi
Jadi masyarakat yang memiliki anak-anak usia SD harus waspada. Jika anak mengalami demam, batuk, pilek, gangguan napas, dan gangguan makan-minum, maka sebaiknya segera membawa anaknya ke rumah sakit atau dokter anak.
Ia menambahkan, sampai dengan saat ini penyakit pneumonia misterius belum jelas penyebabnya.
“Kita belum punya data yang memadai, apa yang sebetulnya (jadi penyebab), apa virus, apa bakteri,” ujarnya.
Namun menurutnya, kewaspadaan tetap harus dilakukan sembari mendapatkan kepastian mengenai penyebab wabah pneumonia misterius.
Apalagi, wabah pneumonia ini merebak saat China menghadapi musim dingin.
“Padahal, di Indonesia sebentar lagi juga akan menghadapi musim penghujan,” ujarnya.
Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman saat dimintai pendapatnya menilai, penyakit sistem pernapasan akan sangat cepat potensinya untuk menyebar ke berbagai wilayah termasuk Indonesia.
“Apakah bisa ke Indonesia (wabah pneumonia misterius), bisa, sangat jelas (bisa),” ujar Dicky kepada Kompas.com, Senin (27/11/2023).
Ia menjelaskan, hal ini karena penerbangan ke luar negeri sudah normal bahkan berfrekuensi tinggi
Jadi masyarakat yang memiliki anak-anak usia SD harus waspada. Jika anak mengalami demam, batuk, pilek, gangguan napas, dan gangguan makan-minum, maka sebaiknya segera membawa anaknya ke rumah sakit atau dokter anak.
Ia menambahkan, sampai dengan saat ini penyakit pneumonia misterius belum jelas penyebabnya.
“Kita belum punya data yang memadai, apa yang sebetulnya (jadi penyebab), apa virus, apa bakteri,” ujarnya.
Namun menurutnya, kewaspadaan tetap harus dilakukan sembari mendapatkan kepastian mengenai penyebab wabah pneumonia misterius.
Apalagi, wabah pneumonia ini merebak saat China menghadapi musim dingin.
“Padahal, di Indonesia sebentar lagi juga akan menghadapi musim penghujan,” ujarnya.
Sementara itu untuk pemerintah, pihaknya mengimbau agar dilakukan penguatan surveilans untuk memantau kondisi layanan-layanan kesehatan baik di rumah sakit atau puskesmas.
Pihaknya juga menilai perlu adanya kewaspadaan terutama terhadap pelaku riwayat perjalanan dari China.
Jika menemukan kasus anak yang datang dari luar negeri dengan demam tinggi, maka menurutnya harus segera merujuk ke rumah sakit atau dokter yang telah ditunjuk.
“Perlu memastikan pelaku perjalanan tak ada yang demam, jika demam tinggi perlu diperiksa. Jika dari China, ada mekanisme rujukan untuk memastikan bukan yang dikhawatirkan,” ujar dia.
Adapun untuk prosedur isolasi/karantina menurutnya hal ini tidak perlu sampai dilakukan.
Akan tetapi, yang terpenting menurutnya adalah membangun mekanisme rujukan yang bekerja sama seperti dengan rumah sakit khusus atau rumah sakit infeksi.