Waspada Orang Tanpa Gejala Sumber Penularan Covid-19

IMG 20201203 143136 1
Foto: Ilustrasi tes swab

satusuaraexpress.co – Laju penularan COVID-19 di Indonesia makin meningkat, sehingga fasilitas kesehatan kebanjiran pasien bahkan beberapa rumah sakit tidak menerima pasien. Kasus COVID-19 yang semakin meledak satu pekan terakhir penambahan kasus baru COVID-19 rata-rata mencapai 5.000 per hari bahkan hari ini mencapai 8.369 kasus baru terkonfirmasi COVID-19.

Banyak kasus penularan COVID-19 didominasi oleh mereka yang tidak mengalami keluhan apa pun atau Orang Tanpa Gejala (OTG). Hal ini diketahui dari hasil tracing di DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kamis 3 Desember 2020, kasus baru positif COVID-19 di Indonesia yang terkonfirmasi adalah 8.369, sehingga total kasus terkonfirmasi mencapai 557.877 kasus.

“Sementara itu pasien sembuh tercatat ada 462.553 orang dan yang meninggal saat ini ada 17.355 orang. Ini disebabkan masyarakat abai terhadap protokol kesehatan,” kata Wiku Adisasmito, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pengendalian COVID-19, tetanggal 13 Juli istilah orang Tanpa Gejala (OTG) berubah menjadi kontak erat, PDP menjadi kasus suspek, dan ODP menjadi kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomstik). Namun untuk lebih memudahkan saya memakai istilah orang tanpa gejala (OTG).

Berdasarkan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 diperbarui pada 27 Maret 2020 menambahkan OTG dalam kategori pasien COVID-19. Dalam pedoman itu OTG diartikan sebagai mereka yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 (kasus) tapi memiliki kontak erat.

Sementara itu kontak erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalam ruangan/berkunjung, dalam radius 1 meter dengan Pasien Dalam Pengawasan ( PDP ) atau kasus konfirmasi COVID-19. Ditambahkan catatan, hal ini dilakukan dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.

Kemenkes dalam pedomannya juga menjelaskan kriteria orang yang berpotensi sebagai OTG karena kontak erat adalah :

1.Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar dan membersihkan ruangan di tempat perawatan kasus tanpa menggunakan APD (alat perlindungan diri) sesuai standar.

2.Orang dalam satu ruangan

Orang yang berada dalam suatu ruangan yang sama dengan kasus, dalam dua hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.

3.Orang yang bepergian bersama

Orang yang bepergian bersama (radius 1 meter) dengan segala jenis alat angkut/ kendaraan dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.

Karena tidak dapat diketahui secara kasat mata, OTG sulit terdeteksi

Lalu bagaimana cara mengetahui seseorang OTG atau tidak? Dilansir Health, Selasa 17 Maret 2020, President ACCESS Health International William Haseltine merekomendasikan sistim pengujian yang dikenal sebagai contact tracing atau pelacakan kontak.

Metode ini melibatkan pengujian setiap orang dengan gejala terlebih dahulu. Namun, setelahnya berusaha menemukan dan menguji setiap orang yang berhubungan atau kontak dengan orang tersebut selama lebih dari dua minggu.

Menurut Haseltine, penting untuk menemukan OTG lebih awal sebelum mereka sakit. Pemerintah menyarankan OTG untuk isolasi mandiri di rumah. Kalau tidak ini akan menjadi sumber penularan yang ada di tengah masyarakat. Bukti epidemiologi menunjukkan bahwa satu dari lima orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala (OTG/asymptomatic).

Berdasarkan suatu studi orang yang merasa tanpa gejala itu mungkin tidak menyadari penularan yang terjadi melalui dirinya. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Amerika (CDC) mengatakan bahwa OTG dan pasien COVID-19 yang belum menunjukkan gejala kemungkinan menyumbang lebih dari 50 persen angka penularan.

Menurut CDC, 24 persen orang tanoa gejala menularkan virus corona ke orang lain dan 35 persen menularkan ke orang lain sebelum mereka mengalami gejala.

COVID-19 paling banyak menular melalui droplet cipratan cairan pernafasan yang keluar saat seseorang bicara, batuk, atau bersin. Penggunaan masker yang sesuai dapat membantu mengurangi transmisi virus yang keluar melalui dropley tersebut. Belakangan CDC juga mengatakan bahwa masker dapat membantu mencegah seseorang menghirup virus dari droplet ukuran besar dan kecil.

Menurut Direktur CDC Amerika, Anthoni Fauci, memasuki bulan November akhir banyak kejadian penularan dari orang tanpa gejala (OTG) karena abai tidak mengenakkan masker. Kehadian ini banyak terjadi di klaster perkumpulan keluarga dan teman.

“Pertemuan kelompok keluarga dan teman di dalam ruangan untuk makan bersama menjadi sumber utama penyebaran tanpa gejala,” kata Fauci dalam kuliah virtual untuk Fakultas Kedokteran Universitas Virginia.

Fakta-fakta ini menjadi pengingat untuk membuat rencana menghabiskan waktu liburan akhir tahun dengan aman dan wajib mengikuti protokol kesehatan 3 M Memakai masker, Menjaga jarak 1 meter (phyisical distancing) dan Mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir selama 20 detik seketat mungkin untuk menghindari penularan COVID-19. Bersama kita bisa mengatasi pandemi COVID-19.

20201025 114853 0000

Jakarta, 3 Desember 2020,
Dr. Mulyadi Tedjapranata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *