Satusuaraexpress.co – Baku tembak antara polisi dengan pelaku teroris terjadi di peron Stasiun MRT Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan. Satu orang tewas lantaran melawan petugas. Seluruh kronologi tersebut hanyalah skenario dalam penanganan terorisme di Stasiun MRT.
Tim Gegana Korps Brimob Mabes Polri menggelar simulasi penanganan ancaman bom dan teroris di Stasiun MRT Lebak Bulus, Rabu (16/12) malam. Simulasi dilakukan secara real dari awal adanya indikasi aksi terorisme hingga proses penangkapan pelaku teroris.
Pantauan dilokasi, ratusan anggota Brimob bersenjata lengkap berkumpul di Gereja Nehemia Pondok Indah. Di lokasi itu, komandan regu memberitakan serta mengatur strategi. Setelah itu, pasukan Brimob mulai bergerak ke area Stasiun MRT. Selain itu, ada pula mobil taktis barracuda di sekitar Stasiun MRT.
Dalam simulasi ini, diskenariokan ada dua pelaku yang dicurigai membawa benda mencurigakan ke area Depo MRT, Lebak Bulus. Dimana, awalnya pihak kepolisian menerima informasi dari sekuriti Depo MRT Lebak Bulus, bahwa ada temuan benda mencurigakan di lokasi. Informasi tersebut kemudian diteruskan dengan mengirimkan Tim Gegana ke lokasi.
Komandan Satuan Bantek Gegana Korps Brimob Polri Kombes Dadang Rahardja menegaskan semulasi penanganan ancaman bom dan teroris di stasiun MRT tidak terkait dengan perayaan Natal dan Tahun Baru 2021. Penanganan ancaman bom dan teroris ini adalah bentuk kolaborasi antara kepolisian dan MRT.
“Tidak (terkait Nataru) serta dalam rangka pengamanan operasi lilin dan sandi kepolisian. Ini merupakan antisipasi ancaman yang mungkin terjadi di MRT,” kata Dadang saat ditemui dilokasi.
Sebanyak 200 personel gabungan yang terdiri dari Brimob Polri, satuan kewilayahan Polrestro Jakarta Selatan, dan keamanan internal MRT diikutsertaka dalam simulasi ini. “Ada tiga adegan, artinya kita menghadapi satu terhadap ancaman kimia, biologi, radioaktif,” paparnya.
Dikatakan Dadang, simulasi ini sengaja digelar di stasiun MRT karena dianggap salah satu objek vital di Jakarta. “Karena MRT merupakan objek vital, merupakan angkutan massal buat masyarakat khususnya Jakarta. Sehingga perlu antisipasi terhadap ancaman yang mungkin terjadi dengan adanya MRT yang ada di Jakarta,” terangnya.
Kapolsek Cilandak AKP M Iskandarsyah menjelaskan bahwa simulasi ini merupakan latihan kesiapsiagaan menghadapi ancaman terorisme. “Di sini kita latihan. Dimana diskenariokan ada benda yang mencurigakan sebagai bom,” kata Iskandar.
Latihan tersebut dilaksanakan sesuai SOP dalam penanganan teror. Pihak kepolisian juga mengumpulkan CCTV dan saksi-saksi untuk mencari pelaku. “Hasil simulasi, Brimob melakukan penjinakan bom dan menangkap pelaku terorisme. Dalam skenario, satu pelaku tewas setelah baku tembak dengan polisi,” tutupnya. (CR)