Satusuaraexpress.co – Volume sampah yang dihasilkan di Kota Tangsel dalam sehari terbilang tinggi. Yakni, 400 ton per hari. Di antara ratusan ton tersebut, 44 ton adalah sampah plastik.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangsel, Yepi Suherman menyatakan, sampai sekarang, persoalan sampah di Tangsel tidak berkurang. Dalam sehari, sampah yang dihasilkan sekitar 400 ton. Ratusan sampah tersebut terdiri atas sampah permukiman, pasar tradisional, dan sampah liar seperti di pinggir jalan.
’’Ratusan ton sampah itu kebanyakan dari permukiman dan pasar tradisional,’’ kata Yepi, Kamis (12/11).
Jadi, 11 persen merupakan sampah plastik. Jika dihitung, ada 44 ton sampah plastik. Meskipun hanya 11 persen per hari, lanjut Yepi, sampah plastik yang dihasilkan cukup banyak. Padahal, surat edaran terkait pengurangan pemakaian plastik sudah digalakkan beberapa waktu lalu.
’’Imbauan wali kota terkait pengurangan plastik sudah disampaikan. Tapi, kalau secara signifikan, nggak berpengaruh. Mungkin, perilaku masyarakat masih susah. Tapi, kalau lingkup aparat, pemerintah mesti menerapkannya sebagai contoh,’’ ujarnya.
Menurut Yepi, sampai saat ini, pengurangan sampah plastik masih sulit diterapkan. Apalagi, di pasar tradisional. ’’Kemasannya masih pakai plastik,’’ katanya.
Yepi menegaskan, jika sampah plastik di Tangsel semakin besar dan tidak dapat dikendalikan, pihaknya membuat peraturan tegas atas penggunaan sampah plastik seperti di Kota Bogor dan DKI.
’’Kami lihat kondisinya nanti. Kalau memang sudah sangat parah, mau tidak mau aturan harus dibuat untuk pelarangan atau denda. Di tempat lain, larangan tas plastik sudah diedarkan ke beberapa supermarket,’’ tuturnya.
Dia menambahkan, sebelum pem buatan regulasi tersebut, dilakukan kajian yang matang. Sementara itu, Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Tang sel Bambang Noertjahjo mengatakan, sekarang pihaknya melakukan upaya maksimal ke seluruh daerah. DLH Kota Tangsel sedang melakukan kunjungan ke berbagai wilayah yang dianggap mampu bekerja sama dengan Tangsel untuk menampung sampah.
’’Di sini (Tangsel), dilakukan intensifikasi. Berbagai pematangan untuk PLTSa Cipeucang sedang berjalan. Jadi, tidak ada yang berhenti sebenarnya,’’ ungkapnya.
Bambang menuturkan, sekarang pihaknya mengajak daerah lain seperti Bekasi dan Bogor untuk penanganan sampah. Namun, belum ada yang deal. (CR)