Satusuaraexpress.co | Jakarta – Organisasi relawan pendukung Presiden Joko Widodo, Projo (Pro Jokowi), secara tak terduga menjadi sorotan publik dan viral di media sosial setelah mengumumkan rencana sayembara untuk mendesain logo baru mereka. Pengumuman ini disampaikan oleh Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, yang sekaligus menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo).
Meskipun sayembara resmi belum rampung atau diumumkan secara formal, antusiasme warganet telah meledak, menghasilkan banjir kreasi desain yang tak terduga—mulai dari yang serius, penuh simbolisme politik, hingga yang bersifat satir dan parodi. Salah satu desain yang paling mencuri perhatian adalah sebuah ilustrasi yang mengadaptasi dewa mitologi Yunani, Zeus, lengkap dengan petir dan mahkota daun laurel, yang disandingkan dengan tema mesin slot.
Kreasi Warganet: Antara Simbol Kekuatan dan Satire Digital
Gambar yang beredar luas di platform media sosial, khususnya X (sebelumnya Twitter) dan Instagram, menunjukkan desain yang menempatkan figur Zeus berotot dengan janggut putih sebagai maskot utama. Alih-alih memegang tongkat kerajaan, Zeus memegang petir kuning dan sebuah tongkat merah dengan bola di ujungnya. Yang paling signifikan, logo “PROJO” diletakkan di bawah gambar, diapit oleh visual tiga simbol petir yang menyerupai tampilan mesin slot.
Bidikan Satir yang Tepat:
Desain ini, yang diduga dibuat oleh seniman digital anonim, memicu perdebatan dan tawa di kalangan warganet. Logo yang secara eksplisit mencampurkan simbol kekuatan mitologis (Zeus/Petir) dengan ikonografi permainan judi daring (Slot) dinilai sebagai kritik tajam terhadap beberapa isu kontemporer di Indonesia.
- Simbol Kekuatan: Penggunaan Zeus dan petir bisa diinterpretasikan sebagai keinginan Projo untuk memproyeksikan kekuatan dan pengaruh politik yang besar.
- Sentuhan Slot/Judi Daring: Bagian mesin slot adalah elemen satir yang kemungkinan ditujukan untuk menyoroti isu-isu sosial dan kebijakan yang sedang hangat, termasuk isu judi online yang saat ini menjadi perhatian pemerintah, atau hanya sebagai bentuk parodi yang lazim di ruang digital.
Fenomena ini menunjukkan bagaimana publik digital memanfaatkan momentum sayembara untuk menyalurkan kreativitas sekaligus kritik sosial-politik mereka secara halus melalui humor dan desain.
Pengumuman Budi Arie Setiadi mengenai sayembara ini terjadi hanya beberapa hari setelah pengumuman tersebut, dan respon warganet yang masif dan beragam ini menjadi fenomena yang unik. Biasanya, sayembara desain logo organisasi politik atau relawan cenderung diisi oleh karya-karya yang formal. Namun, Projo justru mendapatkan feedback yang sangat organik dan masif dari seluruh spektrum masyarakat.
Tantanangan bagi Projo:
Keterlibatan publik yang tinggi, bahkan dengan desain satir, memberikan dua sisi mata uang bagi Projo:
- Pengakuan dan Visibilitas: Projo mendapatkan eksposur yang luar biasa, menunjukkan relevansi dan keberadaannya dalam percaturan politik nasional, meskipun kini Presiden Jokowi telah memasuki masa akhir jabatannya.
- Kontrol Narasi: Projo harus berhati-hati dalam menanggapi desain-desain parodi agar tidak menimbulkan kesan menolak kritik atau membatasi kreativitas publik.
Sebagai organisasi relawan yang kini dipimpin oleh seorang menteri aktif, keputusan akhir mengenai logo baru ini akan menjadi sorotan. Logo yang dipilih akan mencerminkan tidak hanya identitas visual Projo ke depan, tetapi juga arah dan sikap politik organisasi tersebut pasca-era Presiden Jokowi.
Saat ini, Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, belum memberikan komentar spesifik mengenai desain viral bertema Zeus dan Slot. Namun, luapan kreativitas ini menandakan bahwa sayembara logo Projo telah berhasil memicu diskusi publik yang jauh melampaui sekadar masalah estetika desain.
Mengapa Warganet Berantusias?
Antusiasme warganet dalam menyumbang ide dan karya untuk logo Projo dapat dilihat sebagai cerminan dari demokratisasi kreasi di era digital. Media sosial memberikan platform yang setara bagi semua orang untuk berpartisipasi dalam wacana publik.
- Hiburan dan Keterlibatan: Desain yang lucu dan satir menjadi hiburan tersendiri sekaligus cara untuk merasa terlibat dalam isu-isu politik tanpa harus bersifat konfrontatif.
- Media Kritik: Desain menjadi alat yang efektif untuk menyalurkan kritik atau komentar terhadap dinamika politik dengan cara yang ringan dan mudah dicerna.
Fenomena ini menegaskan bahwa dalam lanskap politik Indonesia modern, simbol, meme, dan branding visual memiliki peran yang sangat kuat dalam menentukan bagaimana sebuah organisasi dipersepsikan oleh khalayak luas. Projo kini berada di tengah pusaran perhatian, di mana logo barunya akan dinilai tidak hanya dari kualitas desain, tetapi juga dari kemampuannya merangkul dan menjawab narasi yang dibentuk oleh masyarakat digital.
(red)













