satusuaraexpress.co – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan awal musim hujan datang akhir Oktober tahun ini. Namun, curah hujan tinggi disertai angin terjadi sejak awal bulan ini.
Atas kondisi tersebut, warga Jakarta diminta meningkatkan kewaspadaan. Sebab, permukaan tanah yang lebih rendah daripada daerah penyangga membuat Jakarta menjadi langganan banjir. Untuk meningkatkan kewaspadaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI menyusun daftar kelurahan yang rawan banjir.
“Ada 24 kelurahan rawan banjir tahun ini,” terang Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan (Pusdatin) BPBD DKI Mohammad Insaf.
Baca juga : Antisipasi Banjir, Pemkot Jakbar Keruk Lumpur di Kali Sekretaris
Kelurahan yang tersebar di empat kota administrasi ibu kota tersebut rawan banjir karena dilintasi Kali Ciliwung dan kali lainnya. Di antaranya, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Timur (selengkapnya lihat grafis).
Selain itu, Insaf menyebutkan bahwa ada tiga indikator yang menjadi dasar penentu kelurahan rawan banjir. Pertama, ketinggian air mencapai atau lebih dari 100 sentimeter. Kedua, durasi banjir lebih dari 24 jam.
“Indikator terakhir, banjir mengharuskan warga mengungsi ke tempat yang lebih aman atau posko pengungsian,” terangnya.
Baca juga : Antisipasi Banjir, Walkot Jakut Blusukan Gerebek Lumpur di Waduk Pluit
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Juaini Yusuf menuturkan, melihat kondisi beberapa pekan terakhir, ada beberapa titik rawan banjir dan genangan di Jakarta. Namun, dia enggan meme rinci jumlah titik rawan tersebut.
“Masing-masing wilayah ada 5–10 titik banjir atau genangan. Tapi, yang paling banyak itu di Jakarta Selatan. Ada beberapa tempat,” paparnya.
Lebih lanjut, sebagai langkah antisipasi, dia sudah melakukan kegiatan gerebek lumpur di beberapa kali dan waduk di Jakarta. Kegiatan itu terus digencarkan. (CR)