Kisah Nizam, Pikul Kedua Orangtua Sejauh 160 KM

DJh0vT5UMAUfqwz
Foto Nizam seorang Rohingya memikul kedua orangtuanya berjalan sejauh 160 KM./Net


Satusuaraexpress.co

Nizam, seorang Rohingya, menempuh perjalanan untuk mengungsi dari rumahnya di selatan Maungdaw, setidaknya 35 kilometer dari perbatasan Bangladesh. Tidak ada mobil, satu-satunya kendaraan adalah dua kakinya. Akhirnya, dia memutuskan bahwa dia akan berjalan dengan membawa dua orang tuanya dalam keranjang yang dipikulnya melewati tanah berlumpur, bukit, hutan dan menyeberangi sungai selama lima hari.

Raut wajah penuh harapan terpancar pada Nizam. Dengan menggunakan kaos, sarung serta kaki telanjang, Nizam terus memikul kedua orangtuanya menuju tempat tujuan. Aksi Nisam pun menjadi perhatian mata dunia. Foto Nizam tengah memikul kedua orangtuanya menyebar luas.

Tak cuma di Indonesia, foto ini juga viral di sejumlah negara lewat media sosial dan juga masuk dalam sejumlah pemberitaan berbahasa Inggris, Persia maupun Bengali. Namun informasi yang dibagikan sedikit berbeda, misalnya jarak yang ditempuh pemuda itu 160 km dan berjalan kaki selama 7 hari.

Pemilik foto itu tidak diketahui, namun diyakini peristiwa itu terjadi akhir-akhir ini, ketika krisis kemanusiaan yang melanda etnis Rohingya di Myanmar kembali meledak pada Agustus 2017.

Media yang memberitakan kisah foto itu antara lain media Turki Daily Sabah edisi 13 September 2017. Media ini menulis, warga Rohingya berbondong-bondong menuju Bangladesh untuk mengungsi. Mereka berjalan kaki melewati rawa-rawa, bukit, dan sungai, dalam perjalanan yang mengakitkan dan penuh air mata.

Di tengah situasi yang berbahaya itu, foto krisis kemanusiaan yang bisa jadi paling memilukan muncul di internet. Foto tersebut menggambarkan lelaki pengungsi Rohingya yang membawa ibu dan ayahnya yang sudah lanjut usia dengan sebuah keranjang ganda yang disandarkan di atas bahunya, sehingga mereka juga bisa lolos dari kekerasan di Rakhine State, Myanmar.

Pemuda tersebut mengatakan bahwa dia tidak dapat membiarkan orang tuanya tinggal sendirian di Rakhine State, jadi dia membawa mereka ke perbatasan Bangladesh, berjalan tanpa alas kaki selama 7 hari.

Media lain bahkan menyebut pemuda itu merasa tidak kelelahan dengan menggendong kedua orang tuanya yang pasrah di atas keranjang bambu.
Foto pemuda ini tak urung memicu simpati netizen dunia. Netizen @cjwermelan memposting foto itu pada 12 September dan telah di-retweet lebih dari 42 ribu kali.

Catatan badan PBB, jumlah pengungsi yang mengalir ke Bangladesh sejak 25 Agustus 2017 berjumlah 400 ribu. Jumlah ini akan terus meningkat karena arus pengungsian masih terus berlangsung, apalagi masih ada yang tertahan di wilayah perbatasan Myanmar-Bangladesh. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *