Makam Imogiri Jadi Lokasi Wisata Religi di Yogyakarta

Screenshot 2022 03 27 15 06 07 03 40deb401b9ffe8e1df2f1cc5ba480b12
Makam Imogiri, Makam Para Raja Mataram (foto: Jogjakita)

Satusuaraexpress.co – Liburan ke Yogyakarta, pastinya masyarakat sudah tak asing lagi dengan wisata alam dan kulinernya.

Selain dua wisata tersebut, di Yogyakarta kalian juga bisa berwisata religi. Salah satunya adalah ziarah makan. Salah satunya tempat ziarah makam Imogiri.

Makam Imogiri berada di Pajimatan, Karang Kulon, Wukirsari, Kec. Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (Maps). Sekitar 16 Km dari keraton Yogyakarta. Makam yang satu ini sangat populer, karena terdiri dari makam-makam raja mataram.

Kerajaan mataram terkenal dengan penganut Islam pada masa berjaya nya. Yang unik dari makam ini ialah tak pernah sepi pengunjung terlebih saat akhir pekan.

Daya tarik makam ini adalah pada desainya yang memadukan antara kebudayaan Islam dan Hindu. Untuk menjangkau makam ini, kamu harus melewati 410 anak tangga. Jangan lupa, saat berkunjung kesini untuk berpakaian sopan dan selalu menjaga perilaku.

Imogiri berasal dari kata hima dan giri. Hima berarti kabut dan giri berarti gunung, sehingga Imogiri bisa diartikan sebagai gunung yang diselimuti kabut.

Pemilihan bukit sebagai lokasi makam tidak dapat dilepaskan dari konsep masyarakat Jawa pra Hindu yang memandang bukit, atau tempat yang tinggi, sebagai suatu tempat yang sakral dan menjadi tempat bersemayamnya roh nenek moyang.

Selain itu, pemilihan lokasi di tempat yang tinggi pun merupakan salah satu bentuk kepercayaan masyarakat Hindu yang menganggap semakin tinggi tempat pemakaman, maka semakin tinggi pula derajat kemuliaannya.

Pasarean Imogiri dibangun pada tahun 1632, pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613-1645). Pembangunan kompleks makam dipimpin oleh Kiai Tumenggung Citrokusumo, arsitekturnya merupakan perpaduan antara Hindu dan Islam.

Bata merah yang mendominasi area makam bagian atas merupakan ciri utama arsitektur Islam Jawa atau arsitektur Islam Hindu pada abad ke-17.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *