Satusuarexpress.co – Akhir-akhir ini masyrakat indonesia tengah mengalami kelangkaan minyak goreng yang terjadi di Indonesia beberapa bulan ini menjadi sorotan media asing.
Channel NewsAsia, media berbasis di Singapura dalam artikelnya menulis harga minyak goreng di Indonesia saat ini melonjak ke level tertinggi dalam sejarah.
Langkanya minyak goreng di Indonesia disebabkan meningkatnya permintaan dan lemahnya output dari produsen utama Indonesia.
Perang Rusia-Ukraina juga memperburuk keadaan, dimana kedua negara penghasil minyak bunga matahari itu tak lagi memproduksi karena dilanda perang.
Kedua negara itu sebenarnya memasok 75 persen minyak nabati kebutuhan dunia dari jenis minyak bunga matahari.
Terganggunya pasokan minyak bunga matahari membuat konsumen dunia beralih ke minyak sawit.
Hal itu pun membuat permintaan minyak sawit melonjak dan harga sawit meroket.
Indonesia sebenarnya telah membatasi ekspor minyak sawit untuk mencoba memastikan pasokan domestik.
Namun, upaya itu tak bertahan lama, Indonesia sepertinya akan mengambil rencana menaikan harga minyak goreng.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam briefing virtual mengatakan, Indonesia akan mengizinkan harga minyak goreng kemasan sesuai dengan harga pasaran.
Pemerintah akan menaikkan harga minyak goreng curah menjadi Rp 14.000 per liter, dari sebelumnya 11.500 per liter.
“Kami berharap dengan nilai ekonomi ini, kelapa sawit akan tersedia di pasar modern dan pasar tradisional,” kata Airlangga, Selasa (15/3/2022).
Sebagai negara importir minyak nabati terbesar di dunia, nasib India paling merana saat ini.
India per tahunnya mengimpor 55 persen dari 25 juta ton kebutuhan minyak nabati di negaranya.
Dilansir dari Aljazeera, India mengolah minya nabati yang mereka impor menjadi berbagai produk, antara lain makanan ringan lokal, kue kering, dan sampo.
Pemerintah India sebenarnya telah berusaha untuk meningkatkan produksi minyak nabati dalam negeri tetapi belum berhasil memenuhi permintaan dalam negri.