Jakarta, Satusuaraexpress.co – Kebingungan kerap kali menyelimuti para calon investor. Investasi mana yang tepat sesuai dengan usia dan profil risiko.
Memang memilih investasi bukan perkara sepele. Salah-salah uang yang diinvestasikan hilang sia-sia. Menentukan besaran atau penempatan investasi saham, reksadana, atau obligasi pasti perlu pertibambangan. Jika tidak, bersiaplah dihantui kerugian.
Kunci dari investasi bisa dilihat dari usia dan profil risiko. Lazimnya semakin muda usia seseorang, semakin leluasa dalam berinvestasi pada instrumen yang berisiko tinggi.
Hal ini karena saat masih muda, masih banyak cara dan waktu untuk menutupi kerugian di saat pasar turun.
Contohnya, seseorang mengalokasikan Rp10 juta untuk investasi saat berusia 30 tahun, dia bisa investasi di saham sebesar Rp8 juta dan di reksadana pasar uang sebesar Rp2 juta. Meski begitu, tidak boleh dilupakan untuk wajib meninjau portofolio setiap setahun sekali.
Sementara, bagi mereka yang sudah pensiun, disarankan tidak berinvestasi di instrumen berisiko tinggi, tapi cukup di deposito syariah, obligasi negara, dan reksadana pasar uang yang cukup likuid dan cenderung minim risiko.
Hal itu patut dipertimbangkan mengingat ketika pasar turun, mereka yang sudah pensiun ini sudah tidak produktif. Jadi, tidak bisa menutupi jika terjadi kerugian.
Agar porsi investasi tepat, berikut ini kiat investasi yang sesuai dengan usia dan profil risiko:
1. Usia 30-90 tahun
Saham 80 persen dan reksadana pasar uang 20 persen.
2. Usia 40-49 tahun
Saham 40 persen, reksadana pasar uang atau reksadana pendapatan tetap 60 persen.
3. Usia 50-55 tahun
Saham 20 persen, reksadana pasar uang atau reksadana pendapatan tetap 80 persen.
4. Usia di atas 55 tahun
Obligasi negara, reksadana pasar uang, atau deposito 100 persen. (ad)