Satusuaraexpress.co – Liga 1 2021/2022 akan berlangsung dengan format berseri di enam kota dengan sistem bubble to bubble mirip seperti pelaksanaan Piala Menpora.
Wakil Ketua Umum PSSI, Iwan Budianto, mengutarakan hal tersebut selepas Kongres PSSI di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, Sabtu (29/6).
“Liga 1 tetap dengan kompetisi penuh, dengan 306 pertandingan, tapi sistemnya dibedakan. Tadinya home and away masing-masing, sekarang menjadi sistem bubble to bubble dengan konsep sama seperti piala menpora,” kata Iwan Budianto.
Tapi karena jumlah pertandingan hampir 10 kali lipat Piala Menpora, maka kami menggunakan sistem series. Artinya ada 1,5 bulan mereka dalam satu kota, bertanding di beberapa stadion dan dikembalikan,” ujarnya.
Sejauh ini, rancangan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi akan berlangsung dalam 6 seri. Jika tak ada kendala dan rekomendasi izin keramaian dari kepolisian keluar, kompetisi akan dimulai pada 10 Juli.
“Jadi, kotanya ada dari DKI-Jabar, istirahat kemudian masuk klaster Jateng-Jogja, kemudian masuk lagi klaster Jatim, istirahat dan kemudian masuk lagi DKI-Jawa Barat. Target selesai Maret 2021,” ucap Iwan.
Untuk Liga 2 2021/2022, lelaki yang biasa disapa IB itu mengatakan, akan dipecah menjadi empat wilayah. Nantinya, masing-masing wilayah atau grup berisi 6 tim. Untuk detailnya akan dibahas lebih lanjut.
Klub-klub Liga 1 2021-2021 yang ditemui CNN Indonesia, seperti Persija, Persebaya, dan Persib mendukung karena format seri dianggap paling realistis. Namun, persoalan ini akan dimatangkan, dibahas, dan diputuskan dalam pertemuan klub.
“Kami pikir format berseri yang dicanangkan PT LIB paling realistis untuk saat ini. Mungkin dalam beberapa hari ke depan akan ada pertemuan klub dengan operator kompetisi soal ini,” ucap Direktur Olahraga Persija, Ferry Paulus, yang juga mengapresiasi pelaksanaan Liga 1 dengan degradasi.
“Kami belum dapat gambaran pastinya. Tapi, didiskusikan di internal LIB seperti itu. Kami siap-siap saja karena formatnya hampir sama dengan Piala Menpora. Tinggal nanti diikuti dan kedisiplinan prokesnya jadi kunci,” ucap Presiden Persebaya Surabaya, Candra Wahyudi.
Sedangkan Komisaris Persib, Umuh Muchtar, menyoroti kompetisi dengan format seri dari sisi finansial klub.
“Ya, kalau seperti itu [berseri] lebih baik. Kalau perlu wilayah gitu ya, barat-timur. Ini juga meringankan buat biaya gitu, kan. Kalau tidak kita juga lelah, dan di situ yang pasti akan mengundang masalah,” ujar Umuh.
(*)