Satusuaraexpress.co | Jakarta — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus menunjukkan keseriusannya dalam menjaga lingkungan dengan memperkuat infrastruktur pengelolaan sampah modern.
Langkah-langkah strategis ini meliputi pengembangan fasilitas Refuse-Derived Fuel (RDF) Plant di Bantargebang dan Rorotan, optimalisasi peran Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R), serta perencanaan pembangunan fasilitas Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL).
“Tujuannya untuk mengurangi ketergantungan pada Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang dan menekan penyebaran polusi mikroplastik di lingkungan,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto, Minggu (26/10/2025).
Baca juga : Seorang Karyawati MBG Mengaku Jadi Korban Kekerasan oleh KASPPG Diduga Anak Anggota TNI
Asep menyebut DKI Jakarta sudah memiliki fasilitas RDF di Bantargebang dan sedang menyiapkan peresmian RDF di Rorotan. “Beberapa tahun terakhir, kami juga aktif membangun TPS-TPS 3R. Selain itu, kami tengah menyiapkan pembangunan PSEL sesuai arahan Bapak Presiden dan Bapak Gubernur, agar pengelolaan sampah dapat menjadi sumber energi yang bermanfaat bagi masyarakat,” jelasnya.
Pengelolaan sampah yang baik dimulai dari sumbernya. Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta gencar mendorong warga untuk mulai memilah sampah organik dan anorganik dari rumah. Sampah organik bisa diolah menjadi kompos, sementara sampah anorganik seperti plastik dapat dikelola melalui bank sampah atau TPS3R.
Program “Satu RW Satu Bank Sampah” adalah bukti nyata komitmen pemerintah dalam membangun budaya pengelolaan sampah di tengah masyarakat. Edukasi dari rumah menjadi kunci penting untuk mengurangi potensi pencemaran mikroplastik.
Baca juga : AKP Seala Syah Alam Raih Penghargaan, Tegaskan Komitmen Layani Masyarakat Pesanggrahan
Selain pengelolaan sampah, Pemprov DKI Jakarta juga terus memperkuat sistem pemantauan kualitas udara. Masyarakat dapat memantau kondisi lingkungan secara real-time melalui portal udara.jakarta.go.id dan aplikasi JAKI. Mikroplastik di udara juga dipantau melalui parameter polutan PM 2.5.
Melalui platform ini, warga dapat memantau indeks kualitas udara harian dan mengambil tindakan pencegahan saat kualitas udara memburuk, misalnya dengan menggunakan masker dan membatasi aktivitas di luar ruangan, terutama bagi kelompok yang rentan.
Pemerintah juga sedang mengembangkan Early Warning System (EWS) yang terintegrasi dengan platform udara.jakarta.go.id, sehingga masyarakat bisa mendapatkan prakiraan kondisi polusi udara hingga tiga hari ke depan.
Dengan berbagai upaya ini, Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk menjaga kualitas lingkungan melalui pendekatan yang terpadu. Upaya ini mencakup pengurangan sampah sejak dari sumbernya, peningkatan kapasitas pengelolaan berbasis teknologi, serta mitigasi dampak pencemaran udara dan mikroplastik.
“Kami berharap Jakarta dapat menjadi kota yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan. Kami mengajak seluruh masyarakat untuk berkolaborasi dengan pemerintah dalam menjaga lingkungan, dimulai dari langkah-langkah sederhana di rumah masing-masing,” pungkas Asep.













