Satusuaraexpress.co | Jakarta — Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Nakertransgi) Provinsi DKI Jakarta secara resmi membuka Pelatihan Mobile Training Unit (MTU) Kejuruan Bahasa Jepang Angkatan 1 (160 JPL) Tahun Anggaran 2025.
Kegiatan ini berlangsung di SMK Puspita Persada, Jakarta Selatan, menandai pelatihan MTU perdana di bidang bahasa Jepang yang diselenggarakan oleh Pusat Pelatihan Kerja Daerah (PPKD) Jakarta Selatan.
Kepala Dinas Nakertransgi DKI Jakarta, Syaripudin menyampaikan bahwa inisiatif ini adalah wujud komitmen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam memperluas akses pelatihan vokasi yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja global.
“Melalui program MTU, kami ingin menghadirkan pelatihan yang lebih dekat dengan masyarakat. Kini, warga tidak perlu lagi datang jauh-jauh ke pusat pelatihan, karena pelatihannya bisa hadir langsung ke lingkungan sekolah maupun wilayah tempat tinggal mereka,” terang Syaripudin, Selasa (21/10/2025).
Baca juga : Bang Doel Ajak Warga Jakarta Mulai Pilah Sampah dari Rumah
Syaripudin menambahkan bahwa kemampuan berbahasa asing, khususnya bahasa Jepang, adalah kunci penting untuk membuka peluang karier di luar negeri maupun di perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia. Dinas Nakertransgi DKI Jakarta berharap pelatihan MTU Bahasa Jepang ini dapat meningkatkan keterampilan masyarakat agar lebih berdaya saing global.
“Kami ingin masyarakat Jakarta tidak hanya siap bekerja, tetapi juga mampu bersaing di pasar kerja internasional. Semoga pelatihan ini menjadi langkah awal bagi para peserta untuk meraih masa depan yang lebih baik,” lanjutnya.
Baca juga : Sidang Praperadilan Eks Mendikbud, Kejagung Miliki 4 Alat Bukti Penetapan Tersangka Sah
Sementara, Kepala PPKD Jakarta Selatan, Budi Karlia Setiyanto menambahkan bahwa pelatihan ini akan berlangsung hingga 6 November 2025 dan diikuti oleh peserta dari berbagai wilayah di Jakarta Selatan. Mereka akan menerima pembelajaran intensif selama 160 jam pelajaran, mencakup kemampuan berbicara, mendengar, membaca, dan menulis bahasa Jepang, dengan pengajar yang berpengalaman.
“Selain itu, peserta juga dibekali pengetahuan dasar mengenai budaya kerja Jepang untuk mendukung kesiapan mereka menghadapi dunia kerja internasional,” pungkas Budi Karlia Setiyanto.