55 Tahun Berdiri, Pasar Barito Kini Sudah Rata Digusur Eskavator

Hindari Gesekan, Penggusuran Dilakukan Jam 5 Pagi

IMG 20251027 WA00002
Kondisi Pasar Barito setelah dirobohkan dengan menggunakan eskavator.

Satusuaraexpress.co | Jakarta — Aparatur Pemerintah Kota Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) telah menggusur kios-kios pedagang di Pasar Barito guna merealisasikan proyek pembangunan Taman Bendera Pusaka.

Penggusuran ini dilakukan sebagai bagian dari rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menyatukan tiga taman, yaitu Taman Leuser, Taman Ayodya, dan Taman Langsat, menjadi sebuah ruang terbuka hijau yang lebih besar dan representatif.

Sekretaris Kota Administrasi Jakarta Selatan, Mukhlisin mengatakan apel penertiban dimulai pukul 07.30 WIB di Taman Ayodya dan dipimpin langsung oleh Wali Kota Jakarta Selatan. Namun, berdasarkan informasi di lapangan, penertiban sebenarnya sudah dimulai sejak pukul 05.00 WIB di sekitar Jalan Barito 1.

Dalam operasi penertiban ini, Pemkot Jaksel mengerahkan personel gabungan dari Satpol PP, Polres Metro Jakarta Selatan, dan TNI. Kepolisian menutup jalan di perempatan bundaran Barito, mengalihkan arus lalu lintas untuk memastikan kelancaran proses penggusuran. Pada pukul 07.00 WIB, kios-kios pedagang di Pasar Barito telah rata dengan tanah, dirobohkan menggunakan alat berat ekskavator.

Baca juga : 513 SDM Indonesia Siap Operasikan dan Rawat Whoosh

Para pedagang yang tergusur dari arah Jalan Kyai Maja mengungkapkan kekecewaan mereka dengan berteriak dan mendesak petugas gabungan untuk mundur. Aksi protes berlanjut dengan berjalan mengelilingi Taman Ayodya, sebelum akhirnya memilih untuk duduk di tengah jalan, tepatnya di perempatan yang menghubungkan Jalan Gandaria Tengah III dan Jalan Melawai Raya.

Sebelum tindakan penggusuran ini, Pemkot Jaksel telah menyampaikan Surat Peringatan Terakhir (SP3) kepada para pedagang lokasi sementara (loksem) JS 25, 26, 30 (Jalan Barito) dan 96 (Jalan Gandaria Tengah III) secara humanis. Selain itu, Pemkot Jaksel juga menyediakan kendaraan operasional untuk membantu relokasi para pedagang ke Sentra Fauna di Kelurahan Lenteng Agung, Kecamatan Jagakarsa.

Baca juga : KemenP2MI dan Kemenlu Kerjasama Perkuat Pelayanan dan Pelindungan PMI

Pemilihan Pasar Lenteng Agung sebagai lokasi relokasi didasarkan pada pertimbangan fasilitas dan infrastruktur yang memadai. Lokasinya juga dianggap strategis karena dekat dengan Stasiun Lenteng Agung dan halte Transjakarta non-BRT rute D21, memudahkan akses bagi para pembeli.

Pembangunan Taman Bendera Pusaka ditargetkan selesai pada Desember 2025. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas ruang terbuka hijau di Jakarta Selatan dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Jejak Panjang Pasar Barito

Taman Ayodya tidak bisa dilepaskan dari sejarah keberadaan Pasar Barito. Di bagian belakang taman ini, digunakan sebagai Pasar. Tempat bagi para pedagang ikan, burung dan bunga hias mencari peruntungan.

Pasar Barito diresmikan oleh Gubernur Ali Sadikin tahun 1970, sebagai pusat penjualan ikan dan bunga yang hanya terdiri dari beberapa kios saja. Lalu berkembang dan semakin banyak pedagang di sana. Pasar Barito pun semakin dikenal luas.

Di era Gubernur Fauzi Bowo pada awal 2008, pasar ini dialihfungsikan sebagai taman. Fauzi Bowo merelokasi para pedagang ke pasar-pasar di sekitarnya. Kemudian, melakukan pembongkaran bangunan pasar yang terdiri dari 150 kios, meskipun sempat diwarnai kericuhan.

Baca juga : Mahkamah Konstitusi Batasi Hak Imunitas Jaksa, Perkuat Prinsip Persamaan di Hadapan Hukum, Tanpa Izin Jaksa Agung

Wacana penertiban pasar Barito ini, telah ada sejak 1998 dalam rangka meningkatkan ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sesuai dengan amanat Undang-undang Penataan Ruang No.26/2007 tentang proporsi RTH Kota.

Setelah berubah, taman itu tidak hanya memiliki kolam buatan saja, taman ini juga dimiliki sejumlah fasilitas seperti jalur pijakan, kursi, gazebo, pendopo, kamar mandi hingga trek jogging.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *