Penulis: Ambar Arum | Editor: Ghugus Santri
Jakarta, Satusuaraexpress.co – Saat ini kita digerakkan oleh algoritma. Apa yang viral, itulah yang menjadi “pemimpin” di pasar. Contoh paling terkini adalah kasus Vina dari Cirebon yang kembali ramai setelah viral di media sosial
Pernyataan ini disampaikan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) Prof. Rhenald Kasali dalam seminar dan sharing session bertajuk “Becoming an Impactful and Influential Leader in Digital Era” yang diselenggarakan oleh mahasiswa Paramadina Graduate School of Communications (PGSC) Universitas Paramadina, Sabtu, (8/6/2024).
Selain Prof. Rhenald Kasali, juga ada dua pembicara lain yaitu Elviera Putri, M.Sc., MBA, dan DR. Bima Arya, S.I.P.
Menurut Prof. Rhenald Kasali, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, kemampuan bertahan dan berinovasi di era digital ditentukan oleh seberapa baik individu atau perusahaan memanfaatkan data capture dan mengikuti arus algoritma.
Pendiri Rumah Perubahan ini juga menyampaikan bahwa data capture memungkinkan kita untuk dapat melakukan otomatisasi, memprediksi dan memberikan rekomendasi atas persoalan yang sedang kita hadapi.
“Leadership itu adalah tentang bagaimana kita menggerakkan manusia,” kata Prof. Rhenald Kasali.
Jadi jika ingin menjadi pemimpin yang impactful dan berpengaruh, kuasailah algoritma serta data capture. Ia juga menekankan bahwa pasar tidak lagi dapat digerakkan oleh uang, setidaknya uang bukan jadi faktor yang utama.
Ini tercermin dari banyaknya perusahaan besar yang tidak mampu berinovasi sehingga kalah oleh influencer atau pedangang-pedagang kecil yang rajin live TikTok.
Prof. Rhenald Kasali juga mencontohkan tren Korea yang kini mendominasi pasar melalui promosi produk yang bertema Korea. Ini menunjukkan bagaimana pemahaman terhadap data dan algoritma bisa mengarahkan strategi bisnis.
Tantangan dan Peluang Pemimpin Perempuan di Industri Tambang
Elviera Putri, seorang praktisi dengan pengalaman memimpin di perusahaan tambang, berbicara tentang tantangan yang dihadapi perempuan dalam industri yang didominasi oleh pria.
Menjadi pemimpin di lingkungan keras seperti dunia tambang adalah tantangan tersendiri bagi perempuan. Padahal menurut penelitian, perusahaan yang memiliki gender balance terbukti bisa berkembang lebih baik.
Elviera menyoroti pentingnya empati dalam kepemimpinan, sebuah nilai yang sering kali kurang dimiliki oleh pria.
“Empati memungkinkan pemimpin untuk memberdayakan potensi timnya secara maksimal,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa berbagai metode kepemimpinan—baik yang demokratis, visionary, atau apa pun—tidak ada yang salah atau benar secara mutlak, melainkan harus disesuaikan dengan timing dan kultur dalam tim.
Gandeng Gen Z dalam Kepemimpinan Modern
Mantan Wali Kota Bogor, Bima Arya, berbagi pengalamannya dalam memimpin dengan merangkul generasi Z. Ia mengungkapkan bahwa memahami dan bekerja bersama generasi Z adalah salah satu kunci untuk mencapai keberhasilan di masa kini.
“Di tim saya pasti ada gen-Z. Mereka memiliki cara kerja yang sangat berbeda, dan saya belajar banyak dari mereka,” ujarnya.
Bima Arya juga menekankan pentingnya komunikasi yang efektif dengan masyarakat, terutama melalui media sosial. Ia memberikan contoh bagaimana laporan akhir tahun Pemerintah Kota Bogor diringkas dalam video singkat yang menarik, alih-alih hanya dalam dokumen tebal.
“Untuk engage dengan masyarakat, selain turun ke lapangan, kita bisa menggunakan live Instagram. Meskipun dianggap pencitraan, ini tetap harus dilakukan untuk berkomunikasi langsung dengan masyarakat,” tegasnya.