Pemkot Tangsel Minta Pedagang Naikan Harga Tahu dan Tempe Daripada Mogok

Harga Kedelai Impor Melonjak, Pengusaha Tempe dan Tahu Menjerit

Satusuaraexpress.co – Perajin olahan bahan baku kedelai, tahu dan tempe di Tangerang Selatan, diimbau untuk menaikkan harga jualnya ketimbang melakukan aksi mogok produksi. Komoditas tahu dan tempe terpantau kosong di sejumlah pasar tradisional di Tangsel.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) mengajak para perajin tahu dan tempe untuk kembali memproduksi dengan menaikkan harga jual tahu atau tempe yang diproduksi dari bahan baku kedelai.

“Imbauannya untuk tidak usah mogok, tetapi enggak masalah menaikkan harga dari pada mogok,” terang Kepala Bidang Perdagangan dan Tertib Niaga (PTN) Disperindag Tangsel, Ghazali Ahmad dikonfirmasi, Senin (21/2).

Dia menuturkan, dari laporan petugasnya ke pasar – pasar yang ada di Tangsel, sampai siang ini tidak ada pasokan tempe dan tahu di pasar.

“Sementara laporan baru dari beberapa pasar, pedagang tempe-tahu tidak berjualan hari ini. Kosong,” jelas dia.

Atas kondisi itu, Disperindag Tangsel mengaku tidak bisa berbuat banyak. Sebab aksi mogok pengrajin tahu dan tempe yang terjadi di semua daerah itu karena dipicu melonjaknya kedelai impor.

“Kedelai ini 90 persen impor, jadi ketentuan ini mengikuti kebijakan Pemerintah Pusat. Kapasitas kita enggak bisa mengatur harga, jadi kita memang pengawasan, imbauan seperti itu,” terang dia.

Mutarom, perajin tempe dan tahu di Kampung Ciputat Tajur, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, menegaskan, aksi mogok yang digelar para perajin kali ini sebagai bentuk protes atas harga bahan baku kedelai yang tinggi saat ini.

Protes Harga Kedelai Mahal, Perajin Tempe di Depok Mogok Produksi & Gelar Unjuk Rasa

“Karena memang harga kedelainya tidak turun-turun dan semakin melonjak. Agar pemerintah bisa mencarikan kita solusi karena kedelai kan jadi bahan pokok produksi kita,” kata dia. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *