ESAI: Dilema Daring dan Luring

1616558004
Sejumlah siswa mengikuti kegiatan belajar tatap muka di SDN 006 Batam Center, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (23/3/2021). Pemerintah Kota Batam mengeluarkan izin belajar tatap muka di 122 Sekolah Dasar (SD) dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti kapasitas ruangan hanya diisi 50 persen dan jam belajar yang dibatasi selama dua jam. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/Lmo/aww.

Oleh: Ivan Tio Sadewo

Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta

Penyebaran Virus Covid-19 di dunia khsusunya Indonesia, memberikan dampak yang sangat berart bagi semua sektor, dari industri, perekonomian hingga pendidikan. Pada sector pendidikan khsusunya bagaimana cara pelajar mendapatkan pengajaran semuanya harus melaklukan penyesuyaian. Muncul dan menyebarnya Virus Covid-19 membuat pembelajaran yang dilakukan pada tingkat sekolah dasar bahkan hingga universitas sekalipun melakukan pembelajaran online atau daring.

Pembelajaran secara daring menjadi alternatif yang harus digunakan oleh semua jenjang Pendidikan. Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online).

Indonesia merupakan negara yang melakukan kegiatan pembelajaran melalui daring atau online, karena Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tidak menjadi pilihan pada kondisi saat ini. Pembelajaran tatap muka bisa membuat penyebaran Virus Corona semakin tinggi, pemerintah dari tahun 2020 hingga saat ini di tahun 2021 belum mengizinkan pembelajaran tatap muka dilakukan, walaupun ada beberapa instansi yang mengizinkan pembelajara tatap muka mereka tetap harus memenuhi protokol kesehatan yang cukup ketat, mulai dari swab antigen, PCR selain itu juga murid harus sudah mendapatkan vaksinasi.

Metode-metode pembelajaran secara daring ini menjadi banyak model pembelajaran, pemerintah dan semua Lembaga Pendidikan membuat banyak formula agar murid-murid yang terlibat dalam pembelajaran menerima informasi secara nyaman, jelas dan akurat. Dalam kasus pembelajaran secara daring ini banyak factor-faktor yang harus dipenuhi, dari perangkat kerasnya, perangkat lunaknya hingga signal yang menjadi kebutuhan premier dalam prmbelajaran daring ini.

Pemerintah mungkin beranggapan bahwa semua masyarakat Indonesia saat ini dalam satu keluarga minimal memiliki gawai yang dapat membantu putra-putrinya dalam melakukan pembelajaran secara daring, baik dari mendengarkan guru saat sedang mengajar memalui aplikasi meeting dan juga mengirimkan tugas yang menjadi kewajiban murid.

Metode Behaveorisem adalah metode yang sering dilakukan dalam pembelajaran secara daring ini, guru atau pengajar tinggal memberikan soal-soal dengan pilihan ganda. Murid diminta mengerjakan dan langsung mengumpulkan dengan cara mengirimkan jawaban kedalam email yang diinginkan oleh guru, guru hanya memberikan buku teks sebagai bahan atau panduan dalam mengerjakan soal. Metode Cognitifisme menjadi metode pembelajaran yang memungkinkan murid menjawab soal-soal yang diminta secara kreatif.

Banyak metode-metode pembelajaran yang bisa diaplikasikan kepada murid-murid secara online seperti yang sudah  dilakukan saat ini, tetapi ada banyak kendala yang harus dibenahi seperti signal yang belum tentu masuk kedalam setiap pelosok negeri di Indoneisa. Kuota yang menjadi daya utama untuk mendapatkan konten atau data dalam mengakses file atau berkas yang diminta, dan faktur lainnya adalah perangkat (gawai, computer atau laptop) yang digunakan untuk mengerjakan, mengirim atau menerima pemebelajaran secara online. Kegiatan pembelajaran ini tentunya menjadi dilema untuk diterima, mementingkan metode pendidikan yang baik atau mengesampingkan penyebaran virus Covid-19.

Metode-metode yang sering digunakan oleh guru-guru dalam pembelajaran secara online adalah metode ceramah atau transmisi, karena dalam metode ini hampir menyerupai dengan guru yang mengajar di depan kelas.

Dalam bukunya Bates “Teaching In A Digital Age” (2019) menjelaskan bahwa metode ceramah transmisif atau belajar dengan mendengarkan, dapat menentukan interaksi di dalam kelas.

  • Interaksi pertama disebut dengan interaksi interpersonal, dengan kata lain bahwa, di dalam kelas, guru menjadi lebih mendominasi kelas dalam penyampaian materi yang di lakukan oleh guru tersebut, hal ini bersifat ceramah transmisif atau interaksi satu arah.
  • Interaksi kedua disebut dengan interaksi intapersonal, dengan kata lain bahwa, pada proses penerapan metode ceramah yang dilakukan oleh guru, siswa secara langsung menerima apa yang disampaikan oleh guru, dan secara intrapersonal, siswa tersebut mampu mengolah informasi dan mampu mengembangkan aspek berpikir kritis di dalam otak.

Dalam bukunya Bates juga dikatakan memang banyak sekali penelitian tentang keefektifan kuliah, kembali ke tahun 1960-an, dan berlanjut hingga hari ini. Analisis yang paling otoritatif dari penelitian tentang efektivitas kuliah tetap Bligh (2000). Dia merangkum berbagai meta-analisis dan studi tentang efektivitas kuliah dibandingkan dengan metode pengajaran lainnya dan menemukan hasil yang konsisten:

  • Ceramah sama efektifnya dengan metode lain untuk menyampaikan informasi (akibat wajar tentu saja metode lain seperti video, membaca, belajar mandiri, atau Wikipedia, sama efektifnya dengan ceramah untuk menyampaikan informasi);
  • Kebanyakan kuliah tidak seefektif diskusi untuk mempromosikan pemikiran;
  • Kuliah umumnya tidak efektif untuk mengubah sikap atau nilai atau untuk membangkitkan minat dalam suatu mata pelajaran;
  • Kuliah relatif tidak efektif untuk mengajarkan keterampilan perilaku.

Melihat semua kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung selama satu hingga dua tahun ini Lembaga Pendidikan di Indonesia saat ini sudah mulai melakukan metode pembelajaran secara hybrid(campuran) bisa secara daring dan juga luring.

Semoga dengan pembelajaran dengan cara hybrid ini dapat membuat murid serta guru menjalankan tugasnya sesuai denga napa yang diinginkan, guru dapat memberikan informasi secara baik, benar dan tepat, murid dapat mendapatkan informasi yang diinginkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *