Jakarta, Satusuaraexpress.co – Firma konsultasi sumber daya manusia berbasis di New York, Amerika Serikat, Mercer melakukan survei tahunan biaya hidup di kota-kota yang ada di dunia.
Dalam survei bertajuk Mercer 2021 Living Cost itu, kota-kota di Asia mendominasi ranking biaya hidup termahal di dunia.
Survei ini disusun dengan beberapa indikator. Mulai dari fluktuasi nilai tukar mata uang, inflasi biaya barang dan jasa, stabilitas tarif akomodasi. Hasil survei ini dapat membantu para pemberi kerja menentukan paket kompensasi bagi karyawan saat bekerja di luar negeri.
Global Mobility Leader Mercer Asia Pacific Julia Radchenko mengatakan banyak perusahaan saat ini lebih terbuka untuk pengaturan kerja jarak jauh internasional. Kondisi ini memungkinkan pemberi kerja melakukan peran yang sama dari jarak jauh.
“Pengaturan kerja jarak jauh internasional membawa serta kompleksitas lain seperti menentukan kompensasi yang tepat dan apakah pengaturan dapat sepenuhnya meniru pentingnya dan dampak memiliki seseorang di pasar tertentu,” kata dia.
Pandemi Covid-19 terus menyebabkan gangguan pada mobilitas internasional. Kondisi ini mendorong perusahaan untuk mengevaluasi kembali cara mengelola pergerakan tenaga di dunia pascapandemi.
Career President dan Head of Mercer Strategy Ilya Bonic menyampaikan penelitian mobilitas yang dilakukan Mercer menunjukkan setelah beberapa tahun upaya perusahaan memodernisasi strategi mobilitas, mereka mulai menerapkan bentuk-bentuk alternatif penugasan internasional. Juga pengaturan kerja lintas batas untuk mempertahankan operasi dan tenaga kerja mereka di luar negeri.
“Biaya hidup selalu menjadi faktor untuk perencanaan mobilitas internasional, tetapi pandemi telah menambahkan hal baru lapisan kompleksitas, serta implikasi jangka panjang terkait kesehatan dan keselamatan karyawan,” jelas Ilya.
Dalam survei Daftar Kota Berbiaya Hidup Termahal Dunia ini, 10 kota yang masuk jajaran berbiaya hidup termahal di dominasi kota-kota di Asia.
Ibu Kota Indonesia, Jakarta dalam survei menempati urutan 104. Peringkat ini terjuna bebas atau turun dari survei tahun sebelumnya di peringkat 86. Hong Kong yang sempat menduduki peringkat teratas juga ikut tergeser di masa pandemi Covid-19 ini.
Sementara, Kota Ashgabat di Turkmenistan dinobatkan menjadi kota termahal di dunia. Ashgabat sebagai jadi kota termahal karena krisis keuangan Turkmenistan yang sedang berlangsung.
Krisis ini telah menyebabkan kekurangan pangan dan hiperinflasi. Itulah sebabnya mengapa biaya hidup Ashgabat meningkat selama beberapa tahun terakhir.
Adapun daftar 10 kota tersebut antara lain:
1. Ashgabat, Turkmenistan, naik dari peringkat 2 pada 2020,
2. Hong Kong, turun dari peringkat 1,
3. Beirut, Libanon, naik tinggi dari peringkat 43,
4. Tokyo, Jepang, turun dari peringkat 3,
5. Zurich, Switzerland, turun dari peringkat 4,
6. Shanghai, China, naik dari peringkat 7,
7. Singapura, turun dari peringkat 5,
8. Jenewa, Switzerland, naik dari peringkat 9,
9. Beijing, China, naik dari peringkat 10,
10. Bern, Switzerland, turun dari peringkat 8.