Satusuaeaexpress.co – Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 telah mencatat, kasus aktif terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia pada Senin 14 Juni 2021 bertambah 38,31 persen, dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Kasus aktif bertambah 6,62 persen dan kematian bertambah 4,48 persen. Perawatan di ruang isolasi bertambah 27,43 persen, sementata pasien yang memerlukan perawatan intensif bertambah 18,09 persen. Secara nasional keterisian ruang isolasi 53 persen dan ruang perawatan intensif 48 persen.
Epidemiolog Indonesia di Griffith University, Dicky Budiman, mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 baru fase awal. Peningkatan kasus kemungkinan didominasi varian virus corona B.1.1.7 Alpha yang lebih dulu beredar, sedangkan varian Delta B.1.617.2 bulan depan baru tercatat.
Varian Delta merupakan varian super, yaitu lebih cepat menular, 50-70 persen ketimbang Alpha, menimbulkan keparahan pasien 2,5 kali lebih tinggi di Inggris dan bisa menyiasati antibodi yang terbentuk sehingga mereka yang sudah divaksin bisa terpapar kembali.
Jumlah kasus positif terkonfirmasi Covid-19 15 Juni 2021 mengalami penambahan sebanyak 8.161 kasus. Total mencapai 1.927.708 kasus, 1.757.641 orang dinyatakan sembuh dan 53.280 orang meninggal.
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (13/6/2021) sudah mengingatkan perlunya pengetatan protokol kesehatan, termasuk percepatan vaksinasi, ini diperlukan karena banyaknya varian baru virus corona utamanya Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India, pada spesimen pasien Covid-19 di Kudus ( Jawa Tengah), DKI Jakarta, dan Bangkalan Madura ( Jawa Timur). Sebelumnya Joko Widodo berkali- kali mengatakan pentingnya pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro diperketat. Strategi pemanfaatan PPKM mikro harus dioptimalkan, bersama strategi pendekatan komunikasi baru melalui tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat . Pemerintah memutuskan memperpanjang PPKM mikro 15-28 Juni 2021 sebagai upaya memutus penularab Covid-19.
Prof Wiku Adisasmito , Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 sudah menjelaskan, jika ada yang memaksakan mudik , akan menimbulkan mobilitas yang berpotensi meningkatkan penularan dan ini menjadi kenyataan
Pelanggaran terbesar upaya pencegahan epidemi adalah saat melepas masker saat ditempat pariwisata untuk makan dan minum, dan tidak menjaga jarak. Misalnya , di Sumut, 21 tenaga kesehatan di Deli Serdang positif Covid-19. Adapun di Tapanuli Utara, satu desa harus dikarantina karena 202 warganya positif Covid-19. Di Jakarta Timur, lebih dari 104 orang di RT 003 RW 003 Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cipayung, terpapar Covid-19. Kluster keluarga ini diduga berawal saat warga RT 003, yang mayoritas masih berkerabat, mengadakan silaturahmi pada hari lebaran 13-15 Mei.
Di Tegal, sejak pertengahan Ramadhan hingga Lebaran, jumlah jasus Covid-19 harian di RS.Mitra Siaga dilaporkan naik dari satu pasien sehari menjadi sepuluh pasien sehari . Di kota Bandung , lonjakan kasus terlihat dari munculnya 36 kasus baru positif Covid-19 lewat tes Rapid Antigen acak. Demikian juga lonjakan kasus Covid-19 di Bangkalan, Madura Jawa Timur.
Lonjakan kasus baru Covid-19 dipengaruhi rendahnya kesediaan masyarakat mengurangi mobilitas dan kedislplinan masyarakat melaksanakan protokol kesehatan ketika harus bepergian untuk urusan yang dinilai penting.
Hal- hal penting yang belum disadari masyarakat :
Ada banyak terjadi infeksi virus corona SARS-CoV-2 tanpa gejala, dan banyak orang tidak sadar, bahwa mereka telah terinfeksi
Selama Anda makan atau minum atau duduk ngobrol di meja yang sama dengan orang yang terinfeksi asimtomatik (orang tanpa gejala) semua orang pasti akan melepas masker mereka. Setiap orang dalam jarak 2-3 meter bisa terinfeksi, lalu membawa pulang virus dan menyebarkan virus ke anggota keluarga di ruangan yang sama.
Jika ada 1.000 orang mengunjungi supermarket atau mal, semua orang memakai masker, maka risiko yang akan tertular minim bahkan medekati nihil. Tetapi jika ada dua orang yang makan / minum / minum kopi di meja yang sama, satu orang yang terinfeksi pasti akan menularkan ke yang lain! Jadi kumpul-kumpul bukanlah intinya, tapi melepas masker untuk makan dan minum bersama orang luar (bukan di ruangan yang sama) yang berisiko tertular.
Pemerintah berpendapat perlu dibentuk posko di RT yang diharapkan bisa menjabarkan program pemerintah terkait dengan karantina mandiri bagi mereka yang baru kembali dari bepergian . Kalau perlu dilakukan mikro _lockdown_ skala RT, seandainya ditemukan adanya kluster keluarga. Melalui ketua RT dan Puskesmas pasien Covid-19 dirujuk ke Wisma Atlit atau dirujuk ke rumah sakit rujukan Covid-19 bila keadaanya kritis.
Masalah Strain virus baru
Adanya Strain virus corona SARS-CoV-2 , baru, tidak hanya bermutasi setahun sekali, tetapi sebulan sekali! Semua vaksin yang ada di pasaran dikembangkan tahun lalu ( produksi massal tahun itu ).
Strain virus yang digunakan dan ditargetkan selama penelitian dan pengembangan tahun lalu semuanya 6 bulan yang lalu. Namun dalam 6 bulan terakhir, galur virus tersebut telah bermutasi 6-10 kali. Vaksin saat ini tidak efektif melawan semua varian baru dari galur virus ini! Hanya berlaku untuk strain virus tahun lalu.
Belajar dari kasus Covid-19 di Malaysia. Hampir 100 persen dari 400.000 kasus yang dikonfirmasi di Malaysia disebabkan oleh diri mereka sendiri atau anggota keluarga mereka yang telah bersama orang luar dalam waktu dekat, bahkan jika mereka hanya makan, minum segelas anggur atau kopi, dan lainnya. pihak tidak mengetahuinya. Dari orang yang terinfeksi tanpa gejala!
Gejala Infeksi asimtomatik mencapai 80 persen. Oleh karena itu, selain 400.000 kasus yang dikonfirmasi, setidaknya ada 1 juta orang di Malaysia yang tidak tahu bahwa dirinya telah terinfeksi, tetapi bila kekebalannya sendiri kuat, sehingga asimtomatik, namun masih dapat menulari orang lain!
Dibandingkan dengan tahun lalu, jenis virus saat ini lebih ganas, lebih cepat menyebar, dan memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi, dan tidak efektif untuk semua vaksin!
Misalnya mutasi virus corona B.1.1.7, dari Inggris, B.1.617 dari India , E484K dari Afrika Selatan dan varian Brasil, P1. Dan varian baru virus corona ini sudah ada di Indonesia.
Jadi hal- hal berikut yang harus difokuskan adalah jumlah kematian per hari! Dan bukan hanya jumlah kasus yang dikonfirmasi. Diperlukan peningkatan Surveilans Genomik Covid-19 untuk mendeteksi varian baru virus corona.
Ini perlu dilakukan agar para pakar dapat memanfaatkan informasi ini untuk mengetahui penyebaran mutasi secara epidemiologik dan juga melakukan antisipasi pada terapi dan vaksin Covid-19, kalau sekiranya diperlukan.
Dari sudut pandang moneter, rumah sakit pemerintah penuh, dan Anda hanya dapat dirujuk ke rumah sakit swasta. Pada saat itu, Anda akan menemukan bahwa polis asuransi apa pun yang Anda beli, terlepas dari kartu BPJS atau asuransi jiwa, tidak akan membayar Anda biaya pengobatan sepenuhnya terkait Covid-19, karena termasuk dalam kategori pandemi. Paling banyak, penggantian yang manusiawi hanya beberapa juta rupiah. Tetapi biaya perawatan rumah sakit swasta Anda setidaknya 20.juta per hari! Dan itu dibayar tunai setiap hari, bukan setelah keluar dari rumah sakit!
Langkah- langkah pencegahan lonjakan Covid-19
Setidaknya ada 7 hal yang harus diperhatikan untuk mengatasi lonjakan kasus Covid-19 pasca Lebaran :
1.Memperketat pelaksanaan Protokol kesehatan 3 M seperti di pasar, swalayan karena sudah ramai, transportasi umum kembali beroperasi, bioskop buka dll.
2. Membatasi kegiatan event besar, upacara keagamaan , kunjungan silaturahmi, perkawinan dll
3. Sebagian masyarakat dianjurkan vaksinasi untuk melindungi diri .
4. Pemeriksaan testing dan tracing yang menurun harus ditingkatkan.
5. Dengan ditemukannya varian baru, termasuk B.1.617.2 dari India yang disebut mutasi ganda, selain varian B.1.1.7 dari Ingris dan varian B.1.351asal Afrika Selatan .
6. Melakulan mikro _lockdown_ skala RT termasuk menggalang gotong royong membantu warga yang terpapar Covid-19. 7. Untuk itu pemerintah harus menyiagakan rumah sakit- rumah sakit di seluruh Indonesia sebagai upaya mengantisipasi adanya lonjakan kasus Covid-19 pasca Lebaran.
Dibutuhkan kewaspadaan terhadap ledakan kasus Covid-19 dan strategi komunikasi baru untuk menumbuhkan kesadaran di masyarakat terkait pentingnya mencegah penularan Covid-19, karena pandemi belum berlalu secara comprehensive dengan melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat , bersama pemerintah mengatasi pandemi Covid-19
Kesimpulan:
Diperlukan kewaspadaan terhadap ledakan kasus Covid-19 dengan melakukan mikro _lockdown_ skala RT dan memperpanjang PPKM mikro 15-28 Juni 2021.
Perlu strategi baru komunikasi dengan melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat bersama pemerintah.
Ingat risiko tertular mungkin tidak hanya membunuh diri Anda sendiri, tetapi juga berisiko pada orang tua, suami, istri, dan anak-anak di rumah Anda
Ingatlah bahwa jenis varian baru virus corona saat ini belum ada obatnya, dan vaksin yang tersedia tidak efektif !
Jangan abai virus corona SARS-CoV-2 masih mewabah.
Ber Iman dan Ber Hikmat
Bersama kita bisa melawan Covid-19.
Salam sehat.
Jakarta 15 Juni.2021.
Dr. Mulyadi Tedjapranata.