Satusuaraexpress.co – Juli Mendatang rencananya akan dilaksanakan Pembelajaran Tatap Muka ( PTM ). Namun, sebelum melaksanakan PTM, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi melalui Nunuk Suryani Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) menekankan agar para satuan pendidikan memahami betul panduan pelaksanaan pembelajaran sebelum menjalankan PTM.
“Pesan utama yang ingin diberikan adalah panduan ini sebagai alat bantu untuk melaksanakan pembelajaran. Menampilkan teks utama, untuk membantu memahami fungsi teks utama. Orientasi PTM terbatas yakni kepada anak untuk melihat dampak learning loss terhadap anak,” ujar Nunuk dalam webinar pendalaman Panduan Pelaksanaan Pembelajaran via Zoom, Selasa (15/6/2021).
Lebih lanjut, Nunuk juga menjelaskan agar sekolah juga dapat menggunakan kurikulum COVID-19. Kurikulum tersebut berfokus mempelajari hal-hal yang esensial, mengacu pada kebutuhan peserta didik. Menjadikan prokes sebagai syarat utama, prinsip-prinsip pembelajaran yang adaptif terhadap COVID-19.
“Satuan pendidikan bisa memilih kurikulum 2013 ataupun kurikulum mandiri sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan. Prioritasnya adalah setiap peserta didik mengalami proses pembelajaran,” ujar Nunuk.
Dalam buku panduan itu juga disebutkan bahwa ukuran keberhasilan guru adalah dengan tingkat kepatuhan prokes, kapasitas kelas, keterlibatan orang tua dalam proses belajar mengajar, dan tingkat respons peserta didik.
“Fokus agar guru-guru memahami pedoman dengan baik, ceklis apakah PTM sudah dilaksanakan dengan baik. Di buku panduan juga memuat bagaimana melakukan blended learning, guru masih membutuhkan fasilitas untuk melakukan PTM terbatas,” terang Nunuk.
“Untuk vaksinasi seluruh guru harapannya sudah mengikuti vaksinasi. Tidak serta merta sekolah membuka PTM tetapi ada ceklis yang harus dipenuhi dan juga dilihat oleh Satgas Covid,” tambah Nunuk.
Selain sekolah negeri dan swasta, Madrasah juga turut melaksanakan PTM. Hal tersebut disampaikan oleh Ahmad Hidayatullah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama.
“PTM sangat dinantikan banyak pihak. Madrasah mengikuti prosedur-prosedur tersebut, menjamin kepastian dan keamanan dengan infrastruktur prokes, madrasah membuat satgas internal untuk mengantisipasi berbagai hal yang terjadi, melakukan kerjasama dengan fasilitas kesehatan,” jelas Ahmad.
Ahmad juga menjelaskan PTM di madrasah dapat dilakukan apabila guru-guru sudah divaksin dan kapasitas kelas hanya terisi 50%.
“Madrasah juga harus menyiapkan dalam bentuk blended apabila ada orang tua yang anaknya tidak diizinkan untuk PTM. Selain itu fokus pembelajaran saat PTM adalah dirangsang untuk berhubungan dengan masalah di sekitarnya, bagaimana bisa bersikap, berpikir, dan bertindak,” jelas Ahmad. (*)