Satusuaraexpress.co – Sudah satu tahun, Pandemi COVID-19 menetap di Indonesia. Namun dampak yang dirasakan masih sangat signifikan. Sejumlah sektor harus merasakan dampak negatif akibat pandemi ini.
Salah satunya sektor pendidikan. Masyarakat mau tak mau harus menerapkan normal yang baru. Hal ini justru menimbulkan permasalahan yang tidak sedikit.
Sejumlah keluhan orang tua kerap didengar dengan sistem pelajaran jarak jauh ini. Meski sebelumnya Pemprov DKI Jakarta mengaku belum menentukan keputusan terkait pembukaan sekolah tatap muka.
Hal ini pun direspon oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menargetkan pembelajaran tatap muka dilakukan pada Juli 2021 setelah merampungkan vaksinasi guru.
“Sekolah tatap muka nanti kita akan lihat, kita belum membahas sejauh itu,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota DKI Jakarta, Jl Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (2/3/2021).
NasDem DKI Jakarta meminta Pemprov DKI segera membahas rencana pembukaan sekolah tatap muka. NasDem menyebut banyak orang tua siswa mengeluhkan selama sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“Saya rasa untuk saat ini adalah waktu yang tepat untuk dilakukan pembahasan (sekolah tatap muka) karena untuk kita lihat dari positivity rate karena sudah mulai setidaknya di bawah 5%. Jadi banyak pengamat mengatakan relatif aman untuk membuka kembali sekolah ketika positivity rate di angka 5% atau di bawah itu.
Jadi positivity rate ini merupakan salah satu komponen yang digunakan untuk mengukur kapabilitas sebuah negara dalam mengendalikan penyebaran virus COVID-19 ini,” kata Bendahara Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta, Ahmad Lukman Jupiter kepada wartawan, Selasa (2/3/2021).
Jupir menyebut menerima keluhan dari orang tua siswa mengenai pembelajaran online. Dia mengatakan PJJ tidak efektif bagi siswa.
“Karena banyak juga orang tua murid itu mengeluh kepada saya. Saya harus menyampaikan, anak-anaknya yang selama ini di rumah, mereka tidak sekolah tatap muka justru tidak efektif bahkan cenderung orangtuanya yang mengajarkan mereka daripada gurunya,” kata dia.
Selama penerapan belajar online, Jupiter mengatakan siswa sulit memahami apa yang disampaikan guru. Selain itu dia juga menemukan anak-anak bermain dan berkerumun saat jam sekolah.
“Kedua untuk memahami dan mencerna apa yang disampaikan oleh gurunya, sepertinya mereka untuk memahami itu agak sulit dengan cara online, daring. Yang ketiga adalah kita bisa lihat bahwa orang tua murid yang sekarang ini banyak juga di… hampir sebagian besar anak-anaknya malah bermain, berkerumunan, bermain dengan teman-temannya ngumpul kita lihat di dalam gang-gang perumahan, maupun permukiman itu justru banyak sekali cenderung mereka malah main, berkerumun dengan anak-anak, bahkan mereka tidak ada kesibukan artinya makin banyak waktu mereka bermain,” tutur dia.
Menurut Jupiter Pemprov DKI harus segera merencanakan pembukaan sekolah tatap muka. Sebab vaksinasi COVID-19 sudah berjalan.
“Jadi sudah seharusnya sekarang, apalagi vaksinasi udah dibuka untuk lansia, kemudian juga pemerintah sudah fokus vaksinasi, sudah saatnya sekarang dari pemerintah melakukan vaksinasi kuota untuk lebih banyak, dari kelurahan dan kelurahan, jadi tidak terpaku di Puskesmas, jadi sudah banyak divaksin,” sebutnya. (*)