Perlu Kehati-hatian Vaksinasi Covid-19

20201025 114853 0000

satusuaraexpress.co – Di tengah pandemi Covid-19 yang meluluhlantakan kesehatan dan sosial ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Vaksinasi, merupakan upaya untuk memutus rantai penularan Covid-19. Kasus positif virus corona SARS-CoV-2 masih bertambah 4.070 pada hari ini, Saptu 24 Oktober 2020. Dengan demikian, total telah ada 385.980 kasus positif virus corona di Indonesia sejak diumumkan pertama kali pada awal Maret lalu.

Berdasarkan data pemerintah pusat dari jumlah tersebut 309.219 dinyatakan sembuh dan 13.205 orang yang meninggal dunia usai terinfeksi virus corona Covid-19.  Pelandaian kurva pertambahan kasus Covid-19 disebut sebut sebagai kunci untuk menangani pandemi.

Pemerintah sudah berupaya melandaikan kurva pertambahan kasus lewat  intensifikasi pelacakan kasus (tracing), pemeriksaan i masif (testing), dan pengobatan yang intensif (treatment). Sementara itu, 270 juta orang penduduk Indonesia diharapkan secara sunguh-sungguh dan solid menerapkan protokol kesehatan sebagai upaya langkah pencegahan paling jitu.

Disiplin memakai masker dengan benar, menjaga jarak anan minimal satu meter dengan orang lain (physical distancing), serta mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.

Disamping semua upaya tersebut, vaksinasi menjadi bagian yang penting intervensi dalam pandemi Covid-19. Pemberian kekebalan tubuh untuk melawan virus ini sudah diketahui mampu mengendalikan wabah yang pernah terjadi di dunia.

Dengan didukung program menjaga kebersihan diri dan lingkungan disertai penerapan ketat protokol kesehatan, program vaksinasi akan menurunkan kurva penularan sampai ke titik terkendali bahkan suatu saat nanti terbasmi.

Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) menyebutkan, dua sampai tiga juta jiwa terselamatkan setiap tahunnya berkat vaksinasi. Sejak vaksin cacar ditemykan oleh dr. Edward Jenner pada 1976, beragam vaksin lain diproduksi dengan tujuan menyelamatkan umat manusia dari penyakit infeksi menular yang mematikan.

Ada banyak vaksin yang terbukti bermanfaat bagi kesehatan manusia terutama anak-anak seperti vaksin campak, polio, rabies, hepatitis A dan B, difteri, pertussis dan tetanus, MMR, pneuomococ, hpv dll.

WHO berhasil menghapuskan cacar dengan cara memperluas cakupan vaksinasi cacar hingga ke seluruh dunia pada 1956, dan pada 1980 penyakit cacar dinyatakan tereradikasi.

Vaksin merupakan bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Secara medis pemberian vaksin (imunisasi) dilakukan untuk mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi penyebab penyakit tertentu yang disuntikkan atau diberikan secara oral ke dalam tubuh berfungsi menstimulasi sistim imun tubuh untuk menimbulkan imunitas terhadap suatu penyakit.

Apabila, virus atau bakteri yang sama masuk kedalam tubuh, tubuh sudah mengenali dan tahu cara melawannya, sebab antibodi yang sudah dibentuk mampu menghancurkan virus atau bakteri tersebut bahkan sebelum menyebar dan menimbulkan penyakit. Pemberian vaksin bisa menimbulkan efek samping seperti easa tisak nyaman, demam ringan, atau kenerahan bengkak di lokasi suntikan.

Jenis Vaksin

Vaksin dibuat menggunakan beberapa proses yang berbeda dan diklasifikasikan menurut jenis antigen yang terkandung di di dalamnya di antaranya :

Vaksin hidup yang dilemahkan (live attenuated vaccine) mengandung mikroorganisme yang hidup dan dilemahkan yang menghasilkan infeksi terbatas yang cukup untuk memicu respons imun, tetapi tidak cukup untuk menyebabkan keadaan penyakit yang sebenarnya. Contoh vaksin hidup yang dilemahkan vaksin polio oral (OPV), campak (measles), rotavirus, demam kuning (yellow fever)

Vaksin yang terbunuh atau tidak aktif (killed/inactivated vaccines) bekerja dengan bantuan berbagai metoda kimis, radiasi, atau panas. Kuman patogen tidak aktif sehingga tidak daoat mereplikasi diinang dan digunakan sebagai agen vaksinasi. Misalnys : vsksin pertussis utuh (whole-cell pertussis) dan inactivated polio virus (IPV).

Vaksin toksoid berarti vaksin yang mengandung toksoid atau toksin ysng sudah diinaktifkan. Contoh vaksin  tetanus toksoid dan difteri toksoid

Vaksin sub-unit mengandung antigen murni dari pada menggunakan seluruh mikroorhanisme antigen yang dimurnikan bisa berupa toksoid, fragmen subseluler, atau molekul permukaan, yang diangkut oleh pembaws yang betbeda. Respon imun terhadap vaksin subunit berbeda berdasarkan antigen yang diginakan. Contoh : acellular pertussis (aP), Haemophilus influenza type b (Hib), pneumococcal (PCV-7, PCV-10, PCV-13), dan heoatitis B (HepB).

Vaksin terkonyugasi adalah sub-lekas vaksin sub-unit karena pembawa protein dugunakan untuk membawa antigen berbasis polisakarida.

Bagaimana dengan vaksin Covid-19?

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kenenterian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan penerintah sudah mendapat keoastian dari perusahaan vaksin China, Sinovac, Sinopharm, dan Cansino pada bulan Nopember 2020 hingga Desember 2020 akan ada 9,1 juta orang yang dapat vaksinasi. Namun, kepastian ketetsediaan vaksin tergantung izin energency use authority yang akan dikeluarkan BPOM dan rekomendasi kehalalan dari MUI dan Kemenag.

Pengurus Besar IDI sebagai organisasi profesi membuat surat kepada pemerintah 21Oktober 2020 Menteri Kesehatan agar Menkes tidak terburu-buru dalam melakukan vaksinasi Covid-19, perlu persiapan yang baik dalam pemilihan jenis dan persiapan terkait pelaksanaannya vaksinasi.

Pemilihan jenis vaksin harus didasarkan sudah terbukti efektivitasnya, imunogenitad serta keamanan dengan dibuktikan melalui uji klinik fase 3 yang sudah dipublikasikan. Unsur kehati-hatian harus dilakukan untuk keberhasilan vaksinasi Covid-19 , vaksinasi penting namun tidak dapat dilakujan dengan tergesa- gesa.

Vaksin sebelum diedarkan di masyarakat sudah pasti melalui tahapan uji pra klinis, uji klinis tahap 1 sampai dengan tahap 3 dan dibuktikan keamanan dan efikasinya.

Kekebalan kelompok

Vaksin tidak hanya berfungsi untuk melindungi diri sendiri, tetapi juga orang-orang disekitarnya . Ketika sebagian besar orang dalam komunitas telah divaksinasi untuk melawan suatu penyakit, kemampuan patogen untuk menyebarpun menjadi terbatas.

Virus atau bakteria tidak bisa menginfeksi orang yang sudah di vaksin sehingga diapun tidak berpotensi menjadi pembawa virus (carrier) yang dapat menularkannya ke orang lain. Hal ini mendorong terbentuknya kekebalan kelompok (herd immunity).

Kekebalan kelompok merupakan situasi sebagian besar masyarakat terlindung atau kebal terhadap suatu penyakit tertentu sehingga menimbulkan dampak tidak langsung (indirect effect), yaitu turut terlindungnya kelompok masyarakat yang bukan merupakan sasaran immunisasi penyakit tersebut.

Kekebalan kelompok terjadi jika sebagian besar orang dalam suatu kelompok divaksinasi. Sementara itu, bila sedikit, peluang terjadinya kejadian luar biasa (KLB) munculnya banyak kasus penularan baru jadi lebih tinggi. Vaksinasi menjadi harapan baru menanggulangi pandemi Covid-19, sekaligus upaya memulihkan kondisi sosial dan ekonomi yang turut terdampak Covid-19.

Jakarta, 24 Oktober 2020

“Dokter Pemerhati Kesehatan, Praktek di Klinik Medizone Healthcare di Kelapa Gading, Jakarta Utara.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *