Satusuaraexpress.co – Ditengah masa pandemi Covid-19 Indonesia tidak hanya bersiap menyongsong puncak bonus demografi, tapi juga memasuki fase penduduk usia lanjut yang bertambah. Ledakan populasi penduduk lansia akan jadi bonus demografi kedua jika lansianya sehat, mandiri dan berkualitas.
“Peningkatan jumlah penduduk lansia terjadi diseluruh dunia, namun kecepatannya bervariasi di setiap negara,” kata Richard J Makalew pejabat Program Kependudukan dan Pembangunan Badan Kependudukan Perserikatan Bangsa- Bangsa ( UNFPA ) Indonesia dalam ceramah webinar menyambut Hari Lanjut Usia Internasional Kamis (8/8/2020).
Pandemi COVID-19 berdampak pada berbagai kehidupan masyarakat, termasuk kehidupan warga lanjut usia.
Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial BAPENAS Maliki mengatakan pandemi COVID-19 menurunkan mutu hidup warga lansia, termasuk aspek kesehatan, sosial, dan ekonomi. Pada aspek kesehatan pandemi COVID-19 menyebabkan aktivitas fisik yang dilakukan warga lansia menurun. Selain itu, kesehatan mental berkurang sampai depresi.
Sekitar 45 persen dari populasi lansia khawatir ataupun takut pergi ke fasilitas pelayanan kesehatan , bahkan 28 persen layanan kesehatan kini tutup dan tak melayani pasien lansia. Satu dari 10 lansia mengalami kekerasan fisik ataupun verbal selama masa pandemi.
Sebagian besar warga lansia masih terpaksa bekerja. Sementara itu pandemi mengancam kohesi sosial dari warga lansia. Menurut Rektor Universitas Respati Indonesia, Tri Budo E Ragardjo, pendampingan secara utuh bagi warga lansia harus tetap berjalan dimasa pandemi.
Juru bicara Percepatan Penanganan COVID-19 menjelaskan ada penambahan kasus positif pada 18 Oktober 2020 sebanyak 4.105 kasus baru, sehingga total kasus positif di Indonesia mencapai 361.867 kasus. Sementara itu kasus pasien sembuh sebanyak 285.324 kasus dan 12.511 orang yang meninggal dunia.
Jumlah kasus didunia menurut Worldometers terus bertambah, jumlah total terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 39.936.780 kasus, 29.875.260 kasus dinyatakan sembuh, dan 1.114.167 kasus meninggal.
Pertumbuhan lansia
Berdasarkan data proyeksi BPS, tahun 2019 penduduk lansia di Indonesia adalah 9, 6 persen atau sekitar 25.66 jiwa, dan akan terus meningkat di tahun 2035 sebesar 16, 77 persen atau 51 juta jiwa.
Usia Harapan Hidup penduduk Indonesia 71,5 tahun sedangkan Usia Harapan Hidup Sehat baru mencapai 62,7 tahun.
Besarnya jumlah lansia di beberapa daerah itu menuntut kebijakan baru, perlu ditingkatkan, tidak bisa bertumpu pada pembangunan penduduk usia muda 0-14 tahun.
“Mengelola lansia agar menjadi tangguh, sehat, dan produktif lebih rumit dibandingkan mengawal pertumbuhan anak balita,” kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ) Hasto Wardoyo.
Risiko lansia
Lansia secara alami mengalami apoptosis atau penuaan sel yang dipengaruhi oleh gizi, gaya hidup, hingga tingkat stres sejak masih muda. Lansia dapat menderita berbagai macam penyakit degeneratip dalam satu waktu (multi patologis). Penyakit yang sering diderita antara lain hipertensi, DM, stroke, jantung dan gangguan mental emosional dan demensia.
Di tengah pandemi COVID -19, banyak warga lanjut usia (lansia) yang belum mendapat perhatian dan perlindungan adaptif dan inklusif.
Dari lansia yang jumlahnya hampir 27 juta, terdapat 2 juta warga lansia berusia di atas 65 tahun yang hidup dalam kemiskinan. Dari jumlah itu, sebanyak 1,7 juta lansia tidak mandiri secara kognitif dan 1 juta diantaranya perempuan.
Dari sisi kemandirian saat ini sebanyak 1,2 juta lansia tidak dapat beraktivitas secara mandiri.
Dengan kebijakan PSBB efek kerja dari rumah (work from home), banyak sekali lansia yang biasanya tinggal dengan keluarga pada saat normal, tiba-tiba harus berbagi dengan anak-anak, cucu yang semuanya harus tinggal dirumah dan ini akan berpengaruh secara fisik adanya jaga jarak diantara lansia dengan keluarga dan psikologik kesibukan keluarga akibat kerja dirumah.
Dampaknya lansia rentan terpapar infeksi coronavirus. Bila didapat Orang Tanpa Gejala atau kasus suspek COVID-19 didalam keluarga, maka yang mempunyai risiko tertinggi adalah lansia . Hingga kemarin ada 15,3 persen lansia positif Covid-19. Persentase lansia meninggal akibat korona cukup tinggi mencapai 43,6 persen.
Perlu perlindungan terhadap lansia
Karena itu sebaiknya lansia perlu perlindungan khusus antara lain dengan memberi vaksinasi, namun sampai sekarang belum tersedia, upaya yang dianjurkan adalah lansia memakai masker bahkan rekomendasi WHO lansia memakai masker medis atau memakai masker kain tiga lapis untuk menghindari penularan menjauhi keramaian, kerumunan, social distancing, mengurangi kegiatan sosial dan sedapat mungkin lansia tetap berada dirumah, stay home, tetap melakukan aktivitas fisik atau kegiatan fisik yang menyenangkan, menjaga agar kondisi lingkungan tetap bersih, aman dan nyaman, ventilasi dan cahaya matahari cukup, makan makanan dengan gizi seimbang, minum multivitamin, cukup istirahat dan tidur 6-8 jam.
Lansia bisa diberdayakan untuk membantu masyarakat dan pemerintah menghadapi pandemi COVID-19. Namun lansia perlu mendapat perlindungan khusus saat pandemi COVID-19.
Kegagalan menjaga kesehatan lansia berdampak besar bagi kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan bangsa serta menjadikan mereka sebagai beban bagi ekonomi negara. Lansia sehat dan ekonominya baik dianggap sebagai lansia terbaik karema mandiri dan produktif.
Oleh: dr. Mulyadi Tedjapranata
Editor : Ghugus