satusuaraexpress.co – Persediaan lahan untuk pemakaman pasien meninggal Covid-19 makin menipis. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI juga telah membuka lahan baru untuk menampung jenazah pasien Covid-19. Selain menyiapkan lahan seluas 2 hektare di Rorotan, Jakarta Utara, Pemprov DKI juga menyiapkan lahan baru di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur.
Petugas pemakaman Covid-19 Nadi mengatakan, lahan baru tersebut sudah mulai digunakan sebagai liang lahat pada Senin (28/9). “Saat ini sudah ada penambahan lahan. Volumenya ada tiga blok baru yang sudah mulai dipakai hari ini,” kata Nadi, Rabu (30/9).
Baca juga : Ricuh, Pendemo Berkumpul di Makam Pahlawan Tolak Kedatangan Gatot Nurmantyo
Dikatakan Nadi, lahan seluas 4.000 meter persegi tersebut berada satu area dengan blok pemakaman yang sudah ada sebelumnya dan terbagi atas tiga blok untuk jenazah muslim dan nonmuslim. Ia memperkirakan lahan tersebut dapat menampung hingga 1.000 jasad pasien Covid-19.
“Jumlah pasiennya terus bertambah tiap harinya. Bahkan sampai jam 10 siang (kemarin) sudah ada 10 kasad yang sudah dimakamkan dengan prosedur Covid-19,” jelasnya.
Nadi menuturkan, petugas pemakaman DKI Jakarta terus bekerja selama 24 jam untuk menggali liang lahat hingga menguburkan pasien dengan prosedur Covid-19. Meski demikian, petugas di lokasi tetap menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap saat proses penguburan jenazah. “Kalau untuk lubang (liang lahat) terus kita gali sebagai persiapan bila jenazah tiba,” tuturnya.
Baca juga : Tak Butuh Waktu Lama, Polisi Berhasil Meringkus Pelaku Vandalisme di Tangerang
Tingginya kasus Covid-19, membuat lahan baru TPU Pondok Ranggon hanya tersisa untuk sekitar 600 jenazah. Hal ini diungkapkan oleh penggali makam Imang. Mnurutnya, dalam satu bulan terakhir terjadi lonjakan drastis. Sehingga, banyak jenazah yang dimakamkan di lokasi tersebut.
“Dalam satu bulan terakhir terjadi lonjakan drastis hingga saat ini. Kurang lebih 900 jenazah yang dimasukkan ke TPU Pondok Ranggon dilahan yang baru dibuka. Belum yang hari Senin kemarin sebanyak 34 jenazah,” paparnya.
Imang memprediksi lahan tersebut hanya tersisa untuk 600 jenazah lagi. Ia tidak dapat memprediksi kapan lahan tersebut akan penuh. Sebab, jumlah jenazah yang dimakamkan selalu berbeda dan sempat mencatat rekor hingga 44 jenazah perhari.
“Ini lahan terakhir, bisa dikatakan lahan terakhir. Menurutnya informasi dari pimpinan juga seperti itu. Lahan untuk kedepan diperkirakan sisa untuk 600 jenazah lagi, kurang lebih 600 jenazah lagi,” tutupnya. (CR)