satusuaraexpress.co – Asah Pena Menyapa menggelar webinar bersama Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si. atau biasa dikenal sebagai Kak Seto dan Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph. D, berlangsung pada Kamis siang, (27/8/2020).
Kedua pembicara tersebut merupakan tokoh yang konsisten menyuarakan pentingnya keluarga bagi pendidikan anak. Terlebih di masa pandemi Covid-19 seperti ini, sehingga dampak yang dirasa bagi pendidikan anak sangat signifikan.
Namun disamping itu, di masa pandemi Covid-19 ini membuat hubungan orang tua dan anak menjadi lebih dekat dan lebih mesra. Hal demikian disampaikan oleh Seto Mulyadi dalam kegiatan tersebut.
“Ada beberapa hasil (keluarga) yang makin mesra, ‘kemesraan ini janganlah sampai berlalu’. Itu yang paling penting.” ujar Kak Seto.
Dalam penyampaian materinya, Kak Seto menjelaskan mengenai hak dasar anak diantaranya hak untuk terus hidup dan berkembang, termasuk; bermain dan gembira, belajar dengan cara menyenangkan dan hak perlindungan dari tindak kekerasan serta hak berpartisipasi, artinya di dengar suaranya dan dilibatkan oleh berbagai keputusan yang menyangkut aktifitas anak ataupun masa depan anak.
Prinsip membangun potensi anak, lanjut Kak Seto, jangan melakukan diskriminasi terhadap anak. Pasalnya, banyak orang tua yang masih menganggap bahwa kepintaran anak dalam matematika dianggap lebih hebat dari mereka yang pinter nyanyi, menggambar, dan menari.
“Pada intinya itu semuanya hebat. Jadi perlu ada acungan jempol bagi setiap orang tua kepada putra-putri yang memiliki kepintaran yang berbeda.” jelas Kak Seto.
Kak Seto mengibaratkan perbedaan kecerdasan anak-anak itu seperti warna pada bunga-bunga di taman. Baik itu bunga mawar, melati, ataupun kenanga jika ditanya yang mana yang paling indah pada intinya semuanya Indah.
“Sebagaimana Kak Tsur menyanyikan, mawar melati semuanya Indah.” tandasnya.
Jenis Kecerdasan Anak
Kak Seto yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), mengutip teori yang dikemukakan oleh Howard Gardner, seorang pakar pendidikan yang juga dari Universitas Havard ini menjelaskan tentang delapan jenis kecerdasan pada anak.
Delapan kecerdasan tersebut meliputi; word smart (kecerdasan linguistik), number smart (kecerdasan logika atau matematika), self smart (kecerdasan interpersonal), people smart (keceedasan interpersonal), music smart (kecerdasan musikal), picture smart (kecerdasan spasial), body smart (kecerdasan kinestik), dan nature smart (kecerdasan naturalis).
“Semua anak pada dasarnya cerdas pada bidang yang saling berbeda.” tandas Kak Seto.
Semua anak pada dasarnya suka belajar, senang bergerak, senang bermain, senang berpetualang, senang menghadapi tentangan dan juga senang mencipta. Oleh sebab itu kata Kak Seto, ia menemukan keluarga yang anaknya menciptakan lagu sendiri.
“Saya menemukan beberapa keluarga, ada anak umur 3 tahun sudah bisa mencipta lagu sendiri, itu luar biasa.” kata Kak Seto.
Pendidikan Di Tengah Pandemi
Permasalahan yang muncul akibat dari pandemi Covid-19 ini, membuat banyak orang tua menjadi stres dan anak menjadi jenuh akibat dipaksa belajar sampai anak ada yang tertidur sebab menatap layar gawai berjam-jam.
Kak Seto pun menuturkan, menurut dokter, anak SD tidak boleh lebih dari satu jam, menatap layar. Namun di lapangan demi menyesuaikan kurikulum, anak dari jam 7 – 12 siang terus menatap gawai untuk pelajaran daring. Akhirnya membuat anak stres dan susah konsentrasi.
Oleh sebab itu, Kak Seto mengimbau untuk para pendidik di sekolah, agar membelakangi dahulu mengenai pencapaian kurikulum. Jika hal tersebut diterapkan dalam Pelajaran Jarak Jauh (PJJ) maka akan menyebabkan anak menjadi stres dan depresi.
“Kurikulum pendidikan juga mohon berpihak terhadap anak. Jangan jadikan anak untuk kurikulum namun jadikanlah kurikulum untuk anak”. Pungkas Kak Seto.(ghus)
