Satusuaraexpress.co – Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono bersama Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Andika Perkasa mendatangi RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Kedatangan kedua petinggi itu dengan tujuan menjenguk korban pengrusakan dan pembakaran Polsek Ciracas.
Pantauan dilokasi, di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (30/8/2020), Gatot Eddy datang terlebih dahulu pada pukul 14.52 WIB dan menyambut kedatangan Andika pada pukul 15.00 WIB. Keduanya tampak berbincang terlebih dahulu di halaman RS Polri.
Andika terlihat mengenakan masker loreng TNI, sedangkan Gatot mengenakan masker warna hitam. Hadir pula di RS Polri Kramat Jati Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dan Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Awi Setiyono.
Setelah berbincang, Gatot dan Andika kemudian berjalan memasuki gedung RS Polri. Keduanya langsung menuju ke ruangan korban pengrusakan Polsek Ciracas yang saat ini masih dirawat.
Gatot bersama Andika menemui salah satu korban pengrusakan Polsek Ciracas. Keduanya tampak berbincang dengan korban serta keluarga korban.
Diketahui ada tiga korban luka-luka akibat pengrusakan Polsek Ciracas. Dua di antaranya dirawat di RS Polri Kramat Jati.
Sebelumnya bertolak ke RS Polri, kepada wartawan, Andika Perkasa memastikan akan terus mengawal penanganan kasus perusakan Polsek Ciracas dan Polsek Pasar Rebo, Jakarta Timur. Termasuk perihal ganti rugi atas perusakan tersebut.
“Kami mohon maaf atas kejadian tersebut dan kami akan mengawal agar ada tindak lanjut, termasuk memberikan ganti rugi,” kata Andika dalam jumpa pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (30/8/2020).
Andika mengungkapkan ganti rugi tersebut untuk korban luka ataupun kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan.
“Terhadap biaya perawatan rumah sakit maupun kerusakan kerusakan yang ditimbulkan oleh para pelaku,” ujarnya.
Dikatakn Andika, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap 12 anggita TNI. Selain 12 anggota tersebut, pihaknya juga mengidentifikasi terhadap 19 orang lainnya dan sedang dlaam pemanggilan.
“Jadi total 31 orang, 12 anggota itu sudah ditahan di Polisi Militer Kodam Jaya di Guntur,” ungkapnya.
Perusakan Polsek Ciracas diawali oleh seorang oknum TNI, Prada MI, menyebarkan berita bohong bahwa dirinya dikeroyok sehingga memicu aksi perusakan. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memastikan Prada MI mengalami kecelakaan tunggal, bukan dikeroyok massa.
Mulanya, Hadi bercerita mengenai awal mula insiden perusakan Polsek Ciracas itu terjadi. Awalnya Prada MI mengaku bahwa dirinya dikeroyok oleh orang tidak dikenal.
“Sesuai data dan fakta yang ditemukan di lapangan bahwa apa yang sudah terjadi yang dikatakan bahwa prajurit MI telah dikeroyok oleh orang tidak dikenal dan menyebabkan luka-luka,” ujar Hadi di Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin Makassar, Minggu (30/8).
Namun, diselidiki lebih lanjut, pernyataan Prada MI tidak benar. Hadi menjelaskan MI tidak dikeroyok, melainkan terlibat kecelakaan tunggal.
“Dari keterangan saksi dan rekaman CCTV, bahwa luka yang ada di prajurit MI bukan karena pengeroyokan tapi akibat kecelakaan tunggal,” kata Hadi.
Prada MI, kata Hadi, menghubungi 27 rekannya untuk menyebarkan berita hoax itu. Seketika aksi perusakan Polsek Ciracas pun terjadi.
Peristiwa penyerangan Polsek Ciracas terjadi pada dini hari, Sabtu (29/8). Sejumlah kendaraan dan bangunan di Polsek Ciracas dirusak hingga dibakar. (*)