Berita  

Flu Singapura, IDI Sarankan untuk Memakai Masker bagi Pemudik Berisiko Tinggi

ilustrasi mudik

Jakarta, Satusuaraexpress.co – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melalui Anggota Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular, Dr. dr. Erlina Burhan, MSc, SpP(K) mengimbau untuk memakai masker bagi pemudik berisiko tinggi, imbas Flu Singapura.

Dr. Erlina menekankan pentingnya kesadaran diri untuk menggunakan masker sebagai langkah pencegahan penularan penyakit. Terutama, kondisi di Indonesia saat ini sedang sering hujan, yang menyebabkan imunitas dapat turun.

“Antisipasi saat mudik Lebaran, karena memang ini tradisi tahunan Indonesia, tidak pernah sepi. Ini migrasi tahunan. Tentu saja mengundang risiko penyebaran penyakit menular, kita harapkan baik flu Singapura, baik covid-19 tidak meningkat saat mudik,” kata dr. Erlina dalam konferensi pers secara daring, Kamis, 28 Maret 2024.

Flu Singapura menjadi hal yang diperingati. Kasus ini meningkat akibat infeksi Coxsackievirus. Virus ini dapat menular melalui berbagai cara, termasuk kontak langsung dengan penderita lewat ruam lenting pada kulit yang terbuka atau cairan droplet yang menyentuh mulut.

Kementerian Kesehatan mencatat sebanyak 5.461 kasus Flu Singapura di Indonesia. Dinas Kesehatan Banten melaporkan 738 kasus dan Dinkes Depok melaporkan 45 kasus suspek. Angka ini menjadi bentuk kewaspadaan masyarakat dalam menghadapi Flu Singapura.

Gejalanya sendiri adalah demam, batuk, dan juga sakit tenggorokan. Masa inkubasi pun terhitung rata-rata 10 hingga 14 hari. Maka dari itu, dr. Erlina menyarankan pemudik berisiko tinggi, khususnya yang memiliki komorbid untuk memakai masker.

Namun, dr. Erlina juga mengimbau kepada masyarakat yang sehat juga sebaiknya mengenakan masker. Hal ini merupakan upaya dalam mencegah Flu Singapura serta penyakit lainnya yang bisa memengaruhi penurunan imunitas tubuh.

“Menggunakan masker sepanjang perjalanan, karena kita nggak tahu apakah di pesawat ada yang sakit, di bus, atau di kereta ada yang sakit. Jadi antisipasinya kita pakai masker saja, meski merasa kita sehat,” ucap dr. Erlina.

“Kepada yang sakit berhubungan dengan respiratory system dia wajib memakai masker. Menghindari kerumunan dan kepadatan. Tapi kalau tidak bisa kita hindari, kita pakai masker,” lanjutnya.

Dr. Erlina juga mengimbau untuk menjaga etika batuk. Pentingnya menjaga etika batuk, mengurangi kontak langsung dengan orang lain, sterilisasi tangan, dan menjaga kebersihan diri menjadi kunci utama dalam mencegah penularan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *