Jakarta, Satusuaraexpress.co – Belakangan sejumlah pihak menyebut udara buruk di Jakarta disebabkan dari dua faktor yakni, asap yang dihasilkan dari kendaraan bermotor, keberadaan industri dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Dikutip dari DataIndonesia.id, Rabu (16/8/2023), saat ini terdapat 16 PLTU yang mengepung Jakarta. Bahkan 10 dari seluruh PLTU tersebut berpusat di Banten dan sisanya di Jawa Barat. Berikut rinciannya.
Berikut daftar PLTU batu bara per 10 Agustus 2023:
PLTU Banten Suralaya: 8 unit – 4.025 mw
PLTU Cemindo Gemilang: 1 unit – 60 mw
PLTU Pelabuhan Ratu: 3 unit – 1.050 mw
PLTU Merak: 2 unit – 120 mw
PLTU Cilegon PTIP: 1 unit – 40 mw
PLTU Jawa-7: 2 unit – 1.982 mw
PLTU Banten Labuan: 2 unit – 600 mw
PLTU DSS Serang: 4 unit – 175 mw
PLTU Banten Lontar: 3 unit – 945 mw
PLTU Cikarang Babelan: 2 unit – 280 mw
PLTU FAJAR: 1 unit – 55 mw
PLTU Pindo-Deli-II: 1 unit – 50 mw
PLTU Indo Bharat Rayon: 1 unit – 36,6 mw
PLTU Purwakarta Indorama: 2 unit – 60 mw
PLTU Banten Serang: 1 unit – 660 mw
PLTU Bandung Indosyntec: 1 unit – 30 mw
Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan, polusi udara di Jabodetabek bukan disebabkan oleh PLTU Suralaya, Cilegon, Banten.
Hal itu disampaikan Siti usai rapat terbatas dengan Presiden “Jokowi” Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (14/8/2023).
“Kemudian kalau soal PLTU, tadi Dirut PLN melaporkan kepada Bapak Presiden dan kami juga di KLHK melakukan studi dari satelit, sentinel, troposperik, resolusi satelitnya kan tiap hari,” ujar Siti.
“Jadi, yang kami pelajari periode 27 Juli sampai 9 Agustus 2023 dan sebelumnya pada tahun 2019, ketika heboh-heboh ini juga ada kami lakukan studi. Konfirmasi studinya PLN dengan KLHK bahwa dugaan polusi udara karena PLTU Suralaya itu kurang tepat,” sambungnya.
Siti menerangkan, berdasarkan studi yang ada, uap pencemaran dari PLTU Suralaya mengarah ke Selat Sunda, bukan ke Jabodetabek.
“Sebab hasil analisis uapnya itu pencemarannya, dia bergeraknya tidak ke arah Jakarta, tapi bergerak ke arah Selat Sunda,” kata dia.
Siti menerangkan, berdasarkan studi yang ada, uap pencemaran dari PLTU Suralaya mengarah ke Selat Sunda, bukan ke Jabodetabek.
“Sebab hasil analisis uapnya itu pencemarannya, dia bergeraknya tidak ke arah Jakarta, tapi bergerak ke arah Selat Sunda,” kata dia.