Jakarta, Satusuaraexpress.co – Seorang korban pecandu narkotika berinisial R mengaku dijatah uang sebesar Rp100.000 setiap hari selama berada di Yayasan Rehabilitasi Cakra Sehati. Ia juga mengatakan mendapat jatah makan yang sederhana.
Atas alasan kecewa, R berharap agar sejumlah uang yang sudah dikeluarkannya bisa segera kembali.
“Itu satu hari seratus ribu, saya jatah makan disana. Makan cuma nasi, gorengan sama kuah sayur doang. Kalau mau balikin lagi saja duit saya kalau bisa, ribet tuh, pontang penting saya cari duit segitu,” ungkap R, warga Cengkareng saat ditemui Satusuaraexpress.co, Kamis 6 Oktober 2022.
Dia juga mengaku, terlepas dari tempat Rehabilitasi tersebut dengan cara membayar uang tebusan sebesar Rp. 10.000.000. “Awalnya diminta Rp20.000.000 sama bro Ardi, enggak tahu buat apaan, kalau enggak ada uangnya, saya mau dioper ke lido,” bebernya.
Sebelumnya, R ditangkap Polisi karena kasus narkoba dengan barang bukti Ganja satu linting. R, kemudian dilimpahkan ke Yayasan Rehabilitasi Cakra Sehati dan mendekam selama dua minggu.
Sementara, Ketua Yayasan Rehabilitasi Cakra Sehati, Wilis membantah adanya uang tebusan berkisar puluhan juta. Ia mengaku R hanya membayar uang sebesar Rp3.000.000.
“Membayarkan uang sebesar 3jt, untuk biaya detoxifikasi selama 12hr, biaya penjemputan, biaya pemeriksaan medis disini selama 3 kali, biaya mengakes therapy kelompok, rawat jalan, konseling assessment, tes urin,” jelasnya.
Wilis mengatakan jika R dinyatakan telah selesai menjalani perawatan rehabilitasi dengan catatan rawat jalan. Ia juga merincikan biaya yang ditentukan untuk rawat jalan sebesar Rp7,5 juta.
“Kita tidak meminta puluhan juta mas. Misal, rawat jalan di kita 7.5jt/bulan, kemudian dari hasil assessment ternyata penggunaan sedang. Artinya butuh 3 bulan untuk proses pemulihan. Kenapa ada nominal puluhan ya?, dari 7.5 x 3, tetapi itu bukan suatu yang mutlam,” tutupnya.