Satusuaraexpress.co – Sebanyak 4 pasukan luka-luka karena sebuah bom meledak ketika konvoi kendaraan pasukan penjaga perdamaian Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) melewati utara Mopti, Mali.
“Pagi ini, konvoi pasokan… terkena alat peledak rakitan di utara Mopti,” kata juru bicara MINUSMA Olivier Salgado di Twitter seperti dilansir AFP, Senin (7/3/2022). Dia menambahkan bahwa 4 penjaga perdamaian lainnya terluka.
MINUSMA belum menjelaskan kewarganegaraan pasukan yang menjadi korban tewas. Akan tetapi sumber keamanan mengatakan mereka adalah anggota kontingen pasukan Mesir.
Kepala misi, El-Ghassim Wane, mengutuk keras serangan itu. Dia juga meminta pihak berwenang Mali ‘agar tidak perlu melakukan upaya’ dalam mengidentifikasi orang-orang di baliknya.
Ledakan itu terjadi saat PBB menilai dampak terhadap MINUSMA atas keputusan Prancis untuk menarik diri dari Mali. Penarikan itu menyusul keretakan dengan junta yang berkuasa.
Misi yang beranggotakan 13.000 orang itu adalah salah satu operasi penjaga perdamaian terbesar dan paling berbahaya di PBB. Penyebarannya dimulai pada 2013 untuk membantu dan menopang negara Sahel yang rapuh dalam menghadapi serangan jihadis.
Pemberontakan, lahir di utara negara itu, menyebar dua tahun kemudian ke pusat yang bergejolak. Pemberontakan kemudian menyebar ke negara tetangga Burkina Faso dan Niger.
Para diplomat di New York bulan lalu mengatakan masa depan MINUSMA, yang mandat tahunannya akan diperbarui pada Juni, dapat dikompromikan oleh perkembangan terakhir di Mali.
Junta di Mali telah menjalin kemitraan dengan Rusia dan berselisih dengan Prancis yang menjadi sekutu tradisional negara itu. Akibat kemitraan Junta dengan Rusia itu, Prancis akhirnya menarik pasukannya keluar dari negara itu sebagai bagian dari konfigurasi ulang besar operasi anti-jihadis di Sahel.
Pasukan Prancis telah membantu mendukung operasi MINUSMA dengan dukungan udara dan medis.
Sementara itu, Swedia pekan lalu mengumumkan bahwa mereka akan menarik 220 tentaranya dari Mali setahun lebih awal dari biasanya. (am)