Satusuaraexpress.co – Dokter di Afrika Selatan menyebut gejala COVID-19 varian Omicron sangat berbeda dengan Delta. Alih-alih mengeluhkan batuk, pasien terpapar Omicron rupanya memiliki tiga ciri atau gejala khas.
“Ini benar-benar berbeda dari Delta,” jelas Dokter Afrika Selatan Angelique Coetzee.
Pasien Omicron juga tidak mengeluhkan gejala COVID-19 anosmia, atau kehilangan indra penciuman dan perasa. Tak seperti pasien yang terpapar COVID-19 varian Delta, dalam kasus Omicron tidak adapula catatan peningkatan kebutuhan oksigen.
“Ini sangat mirip dengan gejala pilek atau flu,” katanya, menambahkan bahwa pasien Omicron ‘hanya’ melaporkan sakit kepala, nyeri tubuh, dan sedikit sakit tenggorokan.
“Mereka tidak mengalami batuk parah dan hidung mereka tidak berair atau tersumbat seperti yang dilihat pada infeksi saluran pernapasan atas.”
Dalam studi awal, gejala COVID-19 varian Omicron yang lebih ringan ini konsisten terlihat pada sejumlah kasus. Baru-baru ini bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap ‘sinyal baik’ dalam riset awal efek infeksi COVID-19 varian Omicron.
Studi menunjukkan Omicron lebih mudah membuat seseorang kembali terpapar atau reinfeksi meski sudah memiliki antibodi, tetapi gejalanya cenderung ringan pada yang sudah divaksinasi.
“Data yang muncul dari Afrika Selatan menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan Omicron,” kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan pada hari Rabu.
“Ada juga beberapa bukti bahwa Omicron menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada Delta,” sambung dia.
Kabar buruknya, efektivitas vaksin Pfizer turun drastis melawan varian Omicron. Antibodi pasca vaksinasi bahkan disebut turun 40 kali lipat dalam melawan Omicron.
Karenanya, butuh tiga dosis vaksin Pfizer yang cukup kuat untuk meningkatkan respons imun melawan Corona B.1.1.529, variant of concern terbaru.
Kemampuan varian Omicron untuk menghindari vaksin antara lima dan 10 kali lebih baik daripada varian Beta, yang juga pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan dan sebelumnya memiliki kemampuan terbaik untuk menghindari antibodi pasca vaksinasi.
Pemimpin studi Profesor Sigal percaya bahwa kemungkinan Omicron memiliki kekebalan dan keunggulan transmisi atau penularan dibandingkan varian lainnya.
Namun, tidak ada kesimpulan pasti hingga saat ini. Penelitian dia terbatas pada virus Omicron hidup yang tumbuh di laboratorium, diuji pada sampel darah dari hanya 12 orang yang divaksinasi. (*)