Penulis: Maheswari Alvina Indita – Mahasiswa Universitas Pamulang
Makanan dan minuman merupakan kebutuhan terpenting manusia. Hal ini juga digagas oleh ilmuan bernama Sigmund Freud, beliau menganggap organisme manusia sebagai suatu kompleks sistem energi, yang memperoleh energinya dari makanan serta mempergunakannya untuk bermacam-macam hal.
Fungsi dari makanan ini akhirnya dilihat sebagai peluang bagi kamu, para pengusaha. Kebutuhan pokok manusia tersebut menjadi peluang baik untuk menciptakan serta mengembangkan bisnis. Dunia bisnis kuliner memiliki peluang umur bisnis yang lebih panjang. Masa sekarang, segala usaha manusia dalam membangun bisnis sudah sangat difasilitasi.
Masa telah beralih menggunakan teknologi serba digital, sehingga menciptakan akses yang diperlukan dalam bisnis, khususnya para pemula dapat lebih mudah mendapatkan inkubator pemula seperti FoodTech yang tengah marak. FoodTech memudahkan pengusaha kuliner untuk mendapat tempat atau lapak melalui media digital.
Sumber pendanaan dari investor juga dapat lebih mudah dicari dengan memberikan konsep penyajian yang konsisten, berkualitas, cepat dan terukur. Adanya pandemi ternyata membantu percepatan sempurnanya era digital. Saat ini hanya dengan menggunakan jari pemesanan dan ulasan terkait makanan-minuman juga lebih cepat didapat.
Semua itu akan memberikan progres yang baik untuk usaha. Maka dari itu, mendirikan bisnis kuliner menjadi opsi ter-aman apalagi bagi pengusaha kecil dan pedagang lemah. Kamu wajib memperhatikan hal ini dalam mengembangkan bisnis ini, antara lain mampu menyajikan makanan yang menyedapkan, menyehatkan dan mengenyangkan dalam porsi yang pas.
Pandemi di Indonesia berlangsung mulai dari awal bulan Maret 2020. Sejak itu, angka kasus positif COVID-19 terus meningkat tajam. Total saat ini, Indonesia telah kehilangan lebih dari 50% penduduknya, tercatat kasus kematian akibat COVID-19 sekitar lebih dari 113.665 jiwa.
Menanggapi hal itu, pemerintah Indonesia tanggap menginisiasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Agar ekonomi negara tidak langsung mati total, PPKM ini diberlakukan dengan sistem otonomi daerah yang dikontrol langsung oleh pemerintah pusat sehingga menghasilkan tingkatan level yang berbeda-beda.
Kegiatan PPKM ini terus diperpanjang karena virus COVID-19 merupakan virus yang bersifat sangat mudah beradaptasi. Meskipun aktivitas manusia telah dilumpuhkan dan masyarakat sudah tidak keluar rumah, nyatanya angka kasus yang tinggi dalam rentang waktu yang lama tetap berpotensi menciptakan varian virus baru. Saat ini tercatat ada 11 varian virus COVID-19 yang semakin kuat, dapat berkamuflase dalam tubuh dan mematikan. Semua media terus memberikan perkembangan situasi Indonesia selama pandemi.
Kebijakan pemerintah Indonesia dalam menginisiasi PPKM nyatanya memberikan efek samping yang merugikan banyak penduduknya. Semua perusahaan dan organisasi berusaha mencari cara agar bisnis dan usahanya tidak runtuh. Pihak perusahaan dan organisasi kemudian mengambil langkah yang cukup egois demi kepentingan perusahaan. Tidak sedikit perusahaan dan organisasi besar memilih pemutusan hubungan kerja (PHK) karena mengalami kerugian dalam jumlah besar.
Mungkin keputusan besar itu dipilih untuk mencegah karyawan bekerja tanpa digaji.
Berdasarkan catatan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) terhitung lebih dari 50.000 pekerja atau buruh mengalami PHK sejak pandemi. Banyak juga usaha kecil yang gulung tikar dikarenakan sepi peminat. Situasi sepi peminat ini karena masyarakat mulai melihat dan memilih barang melalui teknologi.
Kondisi Indonesia yang melarang masyarakat berlama-lama di luar rumah membuat mereka berlama-lama memilih barang secara daring, sedangkan usaha yang gulung tikar ini banyak diantaranya tidak memanfaatkan era digital untuk membuka bisnis baik baru maupun meneruskan yang lama atau sebagai kontak yang bisa dihubungi untuk kegiatan jual-beli.
Penghematan juga dilakukan oleh masyarakat untuk mengurangi kesulitan rumah tangga yang lebih di kemudian hari. Mereka hanya memilih dan mencari barang-barang yang sangat dibutuhkan saja. Dari segi pangan pun kamu pasti mulai lebih memilih memasak sendiri atau memesan makanan yang dianggap lebih higienis, sedap dan mengenyangkan.
Berbagai efek samping tersebut akhirnya memunculkan mosi tidak percaya masyarakat terhadap pemerintah. Masyarakat menganggap pemerintah kurang cekatan dalam menangani kasus dan hanya menghimbau masyarakat untuk tetap diam di rumah tanpa mengetahui atau mengalami secara langsung terkait apa yang dirasakan penduduknya.
Virus COVID-19 ini tidak dapat diturunkan tingkat keganasannya, tetapi kita dapat menghindari serta mencegahnya. Vaksinasi sekaligus menerapkan protokol kesehatan adalah salah satu cara baru untuk menjaga kesehatan serta membentuk kekebalan masyarakat. Kita sudah harus mulai membangkitkan lagi segala aktivitas yang sudah mati terlalu lama. Masyarakat diharuskan untuk hidup berdampingan bersama virus COVID-19.
Vaksinasi dapat menurunkan risiko tertular atau terjangkit COVID-19 lebih dari 65%. Selain itu, vaksinasi juga meringankan gejala yang dirasakan apabila terjangkit COVID-19. Setelah vaksinasi, protokol kesehatan juga harus tetap dilaksanakan untuk mencegah penularan COVID-19 melalui droplet serta kontak fisik baik langsung maupun melalui perantara.
Untuk dunia bisnis kuliner, terapkan protokol kesehatan dengan memakai sarung tangan plastik ketika mengolah makanan, cuci bersih semua makanan serta semprotkan disinfektan yang aman untuk makanan ke wadah makanan.
Dalam situasi pandemi saat ini, diperlukan siasat dalam membangkitkan ekonomi keluarga.
Kita sudah tidak masanya lagi memilih untuk idealis dengan tetap hanya menginginkan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan atau bidang pekerjaan yang sebelumnya. Maka dari itu lebih disarankan untuk membuat inovasi usaha yang tidak terpengaruh keadaan seperti pandemi. Inovasi tersebut misalnya dunia sastra digital, usaha pembuatan iklan, konten kreatif, serta memulai bisnis daring seperti bisnis kuliner secara daring.
Terkhusus dunia bisnis kuliner, berikanlah inovasi yang sederhana namun menarik dan menggiurkan. Jangan buat pelanggan merasa tertipu dengan penampilan. Rasa yang lezat menjadi pokok terpenting dalam dunia kuliner. Selain rasa, kesehatan juga merupakan hal yang perlu kamu perhatikan dalam menyajikan makanan ataupun minuman apalagi di masa pandemi saat ini.
Terakhir adalah porsi yang pas, masyarakat tidak menyukai makanan yang terlalu sedikit atau terlalu banyak. Makanan yang terlalu sedikit akan menimbulkan ketidakpuasan, sedangkan makanan yang terlalu banyak akan mubazir terbuang. Selain inovasi, membentuk komunitas bisnis juga penting untuk pemasaran dan dapat juga menjadi pemangku kepentingan bisnis.
Cara membentuknya selain dengan FoodTech, tentu juga dengan promosi, rating serta ulasan yang bagus. Bekerjasamalah dengan teman atau keluarga dalam melakukan cara tersebut. Kualitas menu makanan, minuman atau wujud restoran ditentukan dari promosi, rating dan ulasan baik itu secara lisan atau tulisan.
Kamu harus usahakan semuanya terlaksana ya! Jangan lupa untuk ciptakan akun pada kanal-kanal yang ada sebanyak yang bisa kamu kelola. Dalam mengelola bisnis di era pandemi, kita harus berani banting setir, misalnya ke dunia bisnis kuliner yang merupakan bisnis ter-aman dari segi umur bisnis jika kualitas dan inovasinya terjaga. Bisnis kuliner terfokus pada rasa.
Terapkan juga protokol kesehatan dalam proses pembuatan serta pengirimannya. Perlu diingat bahwa masyarakat yang optimis dan pandai mengambil langkah dapat menjadikan Indonesia yang unggul!