Maskapai Garuda Benar Bangkrut ? Ini Faktanya

pengunjung mengamati pesawat garuda indonesia bercorak khusus dengan visual 201208194545 425

Satusuaraexpress.co – Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjabarkan kondisi keuangan maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dalam Rapat Kerja Menteri BUMN dengan Komisi VI pada awal pekan ini.
Dalam paparannya, disebutkan kondisi Garuda sebetulnya secara teknikal bangkrut alias technically bankrupt. Hal ini lantaran ekuitas Garuda sudah negatif hingga US$ 2,8 miliar atau setara dengan Rp 40 triliun (kurs Rp 14.200/US$).

“Pandemi memperburuk kondisi Garuda Indonesia dengan tambahan utang US$ 100-150 juta atau Rp 1,5-2 triliun setiap bulannya,” tulis slide presentasi Tiko, sapaan akrab, Wamen BUMN Kartika, dikutip dari kanal Youtube resmi DPR.

Dalam presentasinya yang disiarkan secara langsung, mantan Dirut Bank Mandiri ini menjabarkan kondisi terkini Garuda Indonesia di mana aset saat ini (tidak disebutkan periodenya), mencapai US$ 6,93 miliar atau sekitar Rp 99 triliun, sementara liabilitas (kewajiban, termasuk utang) mencapai US$ 9,76 miliar atau setara Rp 140 triliun. Dengan demikian ada ekuitas negatif US$ 2,8 miliar.

Dari jumlah kewajiban tersebut, utang dari sewa pesawat mendominasi mencapai US$ 9 miliar atau setara Rp 128 triliun.

“Kalau bapak ibu melihat neraca, ada ekuitas negatif US$ 2,8 miliar, rekor [ekuitas negatif BUMN terbesar] itu dulu dipegang PT Asuransi Jiwasraya kini dipegang Garuda,” katanya dalam forum tersebut.

Sebab itu perseroan berkomitmen terus melakukan pembicaraan dengan para lessor untuk melakukan restrukturisasi, menurunkan kewajiban Garuda dari US$ 9,75 miliar menjadi US$ 2,6 miliar.

Pembicaraan itu dilakukan dengan lessor dan juga bank-bank termasuk Bank Himbara dan juga BUMN Pertamina.

“Jadi memang kunci, kalau saya sampaikan bahwa yang menjadi kunci utama sukses atau tidaknya restrukturisasi Garuda ialah persetujuan kreditor. Ini penting karena tanpa adanya persetujuan kreditor tidak mungkin pemegang saham bergerak,” kata Tiko.

“Ini kami tekankan Bapak Ibu, bahwa nasib Garuda ini bukan hanya dari pemegang saham, tapi juga kreditor, karena kreditor juga harus menyadari bahwa tanpa adanya haircut yang signifikan maka neraca Garuda yang tadi ekuitas negatif tidak akan balancing.”

“Dalam 1-2 bulan ini kami aktif negosiasi dengan lessor, bank, Himbara, Pertamina, karena para kreditor harus mengakui dan menerima bahwa harus ada pengurangan utang yang signifikan karena jika tidak, neraca yang technically bankrupt tadi tidak akan survive.”

Menyikapi kondisi Garuda yang secara teknis dianggap bangkrut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan telah menyiapkan dana cadangan pembiayaan investasi tahun 2022 sebesar Rp 21,5 triliun dan sebesar Rp 7,5 triliun akan dialokasikan untuk menyelamatkan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).

Anggaran tersebut akan mengalir Rp 7,5 triliun untuk Garuda Indonesia tersebut, kemungkinan akan disalurkan oleh Sri Mulyani melalui PT Aviasi Pariwisata Indonesia. Hal ini diungkapkan saat dia melakukan rapat kerja dengan Komisi XI DPR.

Sri Mulyani merinci dana cadangan pembiayaan investasi yang mencapai Rp 21,5 triliun tersebut akan dicadangkan untuk PT Hutama Karya (HK) sebesar Rp 7,5 triliun, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp 3,5 triliun dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar Rp 1,98 triliun.

Selain itu, pada tahun depan Sri Mulyani juga mengungkapkan telah mencadangkan dana sebesar Rp 7,5 triliun untuk PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) sebesar Rp 7,5 triliun, dan Badan Bank Tanah juga akan mendapatkan Rp 1 triliun.

“Dana cadangan HK semuanya menyangkut jalan tol mayoritas yang ada di Trans Sumatera. Kemudian BNI saat mereka melakukan right issue. BTN dalam rangka mempertahankan porsi kepemilikan pemerintah,” jelas Sri Mulyani.

“Tahun depan kita juga mencadangkan pembiayaan sebesar Rp 7,5 triliun untuk Perusahaan Aviasi Pariwisata Indonesia dan Bank Tanah akan mendapatkan tambahan Rp 1 triliun dalam pembiayaan investasi tahun 2022,” kata Sri Mulyani melanjutkan di hadapan anggota Komisi XI DPR,

(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *