Galeri  

Karya Inovatif Jalan Pulang digelar selama tiga hari

IMG 20211111 192838
Hari pertama: Bubuka karya inovatif Jalan Pulang melibatkan seni Beluk Dzikir Saman, meleburkan batas tradisi dan modern lewat pertunjukan kolaboratif teater modern dengan seni tradisional. (foto: Instagram/@rak.halmadaya)

Ruang Kreatif Halaman Budaya bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi melalui Program Fasilitasi Bidang Kebudayaan menggelar Karya Inovatif “Suatu Peristiwa Jalan Pulang” yang disutradarai RA Yopi Hendrawan Utoyo dalam tiga babak yang dipertunjukkan selama tiga hari, yaitu pada 8—10 November 2021.

Pertunjukan yang dipentaskan Ifan Hariyadi, Lifi Chaefy Febrian, Riki Sofian, Faisal Bakrie, Sabil Kautsar, Atarik Rahman, Ridwan Kiwong, Muklis, Sitti Rifa’atul Mahmudah, dan Iyat Novia, berkolaborasi dengan kesenian tradisional beluk dzikir saman pada hari pertama, kidung, pencak silat, dan debus pada hari kedua, dan ubrug pada hari ketiga.

Pertunjukan Jalan Pulang bermula dari kepulangan RA Yopi Hendrawan Utoyo dari menempuh dan menamatkan studi teaternya di ISI Yogyakarta dan Surakarta.

“Ketika saya kembali ke rumah, saya mendapati jalan pulang ternyata masih saja sama: berlubang, penuh lumpur, dan becek. Meskipun, Jalan Pulang tidak hanya membawa wacana soal jalan rusak. Jalan pulang adalah suatu peristiwa dalam bentuk pertunjukan yang memantik persoalan agar pesan yang diterima menjadi ambigu, subjektif dan terkait dengan memori tubuh, permasalahan masing-masing individu, baik yang terlibat, seniman, masyarakat yang  mengapresiasi “Jalan Pulang” sebagai suatu peristiwa.”

Karya Inovatif Suatu Peristiwa Jalan Pulang tidak hanya melibatkan seniman dan sanggar kesenian tradisional, tetapi juga seniman dan komunitas dari berbagai disiplin seni, seperti Teater Kain Hitam Gesbica UIN Banten, LISBU Unbaja, Laboratorium Banten Girang. Selain itu, Ruang Kreatif Halaman Budaya juga melibatkan seniman dari luar Banten, seperti penata musik dari Bondowoso, Lutvan Hawari (Akar Suara), Fajar Okto sebagai penata cahaya dari Bandung, dan Kristo Mulyagan Robot dari Lesoburt Art NTT,  dan N.D Vindriana penata busana dari Jawa Tengah.

“Kami senang bisa terlibat dalam proses ini. Apa yang dilakukan Yopi dan Ruang Kreatif Halaman Budaya seperti menjawab tantangan pelaku seni yang pulang kampung setelah mengenyam pendidikan seni di kota besar. Panjang umur kesenian lokal dan ruang kreatif di pinggir kota,” kesan Vindriana.

 

Jalan Pulang: Pertunjukan yang Mengeksplorasi Tubuh dan Ingatan

RA Yopi Hendrawan Utoyo, selaku sutradara Karya Inovatif Jalan Pulang menggabungkan spirit performance art sebagai salah satu metode latihan dalam proses kekaryaan peristiwa Jalan Pulang.

“Metode itu yang kemudian membantu para aktor untuk mengembangkan gagasan-gagasan dalam mengeksplorasi adegan-adegan yang menjadi peristiwa,” ungkap Yopi.

IMG 20211111 193635
Babak tengah dari suatu peristiwa Jalan Pulang yang berlangsung di ruang kreatif halaman budaya, (foto: Instagram/@rak.halmadaya)

Metode itu berhasil memberi kebebasan pada para aktornya dalam mengeksplorasi ingatan  tubuh dan memori mereka yang sangat beragam untuk ditransformasikan ke dalam adegan sebagai peristiwa yang juga membangkitkan ingatan para penontonnya.

Teater modern dengan dialog minikata memfokuskan eksplorasi laku gerak tubuh para aktornya dalam mengantarkan masyarakat  penontonnya untuk bebas menginterpretasikan Jalan Pulang.

“Sebuah sudut pandang baru bagi kami bahwa tubuh seorang aktor dapat memberikan sebuah pesan atau gambaran terhadap suatu peristiwa dan itu sangat menarik, terlebih dari itu dekorasi panggung/artistik menimbulkan keindahan yang lebih dan sangat berpengaruh terhadap pementasan,” kesan Adam Nurjaman dari Teater Hardiwinangun yang hadir selama tiga hari sebagai penonton.

Bentuk pertunjukan partisipatoris membuat aktor dapat berinteraksi dan menjadikan penontonnya sebagai bagian dari peristiwa. Salah satu penonton, Stephanus Widjanarko sampai menitikkan air mata karena haru saat Lifi Chaevy Febrian membersihkan kakinya yang becek karena lumpur dan melibatkannya sebagai bagian dari suatu peristiwa Jalan Pulang.

“Saya tidak menyangka diperlakukan seperti itu, saya paham kalau aktor sedang membawa saya ke ingatannya tentang pulang dan rasanya berbakti kepada orang tua, tapi tidak mengira kalau bisa sampai sejauh itu,” kesan Stepanus Widjanarko dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.

Jalan Pulang: Pertunjukan yang Mengawinkan Seni Modern dan Tradisi

Elemen tradisi yang dihadirkan oleh para aktor, dari permainan masa kecil, nyanyian, sampai ritualnya, merupakan peristiwa yang melekat dalam kehidupan masyarakat. Termasuk, kidung Ayun Ambing yang dinyanyikan Sitti Rifa’atul Mahmudah, kidung yang biasa dinyanyikan seorang ibu untuk meninabobokan anaknya yang juga digunakan dalam ritual siraman, memicu ingatan para penontonnya terhadap kenangan masa kecilnya.

IMG 20211111 193614
Babak tengah dari suatu peristiwa Jalan Pulang yang berlangsung di ruang kreatif halaman budaya, (foto: Instagram/@rak.halmadaya)

Seni tradisi dalam berbagai bentuknya menjadi salah satu referensi salah satu referensi  dalam penggarapan,eksplorasi laku tubuh, dan menjadi salah satu instrumen dalam membangun peristiwa yang melebur batas modern dan tradisi dalam suatu peristiwa Jalan Pulang.

“Seni tradisi bisa dikemas kekinian, modern, bahkan posmodern, dengan memaksimalkan dukungan penataan artistik (skenografi) dan tata cahaya yang memadai. Sementara itu, pertunjukan modern bisa melakukan pengembangan dari potensi tradisi baik sebagai spirit, referensi, ataupun akar gagasan yang menjadi sumber inspirasi,” tutur Yopi.

Karya Inovatif ini tak hanya meleburkan batas modern dan tradisi, tetapi juga mengaburkan ruang dan jarak antara pertunjukan dan masyarakat penontonnya. Seluruhnya terlihat dalam membentuk peristiwa Jalan Pulang sebagai aktivitas kebudayaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *