Tangerang Selatan, Satusuaraexpress.co – Atlet taekwondo asal Pamulang, Tangsel yakni Novrika Kusuma Ramadhianti berhasil mempersembahkan medali perunggu di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021.
Pencapaian medali perunggu, terbilang sangat membanggakan, karena ajang PON Papua merupakan ajang pertama kali yang diikutinya.
Namun, dibalik pencapaiannya itu ada perjuangan yang harus dilalui oleh dara kelahiran Jakarta 14 November 2002.
Mulai dari dirinya tak masuk Pelatihan Daerah (Pelatda) karena hanya mampu meraih juara 3 di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov).
Sampai akhirnya, perjuangan pantang menyerah Novrika membuatnya terpilih menjadi atlet taekwondo mewakili Banten di PON Papua untuk pertama kalinya.
“Pertama saya mengikuti Porprov tetapi saya hanya dapat juara 3 jadi tidak dipanggil Pelatda. Tetapi kemudian Pelatda membuat seleksi ulang dan akhirnya saya terpilih untuk kelas u-49 kilogram,” papar Novrika kepada Kantor Berita RMOL Banten, Senin (11/10).
Berlatih dengan tekun, hanya itu yang ditanamkan untuk bisa mempersembahkan medali emas sesuai dengan targetnya saat bertanding di PON Papua.
Segala kemampuannya telah dikeluarkan Novrika. Meski akhirnya, target emas hilang dan hanya meraih medali perunggu.
Namun begitu, ia tak bersedih hati karena apa yang telah dipersiapkannya mampu membawa medali dari event olahraga terbesar di Indonesia.
“Saya juga sudah berusaha semaksimal mungkin tetapi hasilnya hanya bisa juara tiga dan juga ini PON pertama saya, mungkin belum rezeki saya di PON tahun ini. Semoga dengan pengalaman ini bisa menjadi batu loncatan untuk saya kedepannya, dan pastinya saya akan mencoba lagi di PON selanjutnya,” ungkapnya.
Kisah perjuangan Novrika demi membawa pulang medali perunggu di PON Papua, justru berbanding terbalik dengan apa yang diberikan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel.
Tidak adanya perhatian Pemkot terhadap atlet, membuat para atlet iri terhadap Kota atau Kabupaten lain.
Novrika pun, sempat menunggu momen bersejarah bagi dirinya dilepas oleh orang nomor satu di Tangsel yakni Walikota. Namun, momen itu tidak terjadi.
“Enggak sedih sih lebih ke bertanya-tanya aja kayak ‘kok ngga ada dipanggil ya?’. Iri sih (sama Kota atau Kabupaten lain),” tandas Novrika.
Akan tetapi, Novrika mewakili atlet Tangsel lainnya percaya Pemerintah bisa lebih perhatian atau bisa lebih baik lagi dalam hal memperhatikan atlet-atlet asal Tangsel.
“Tapi saya tetep percaya Kota Tangsel bisa mengapresiasi lebih atlet-atletnya,” tutupnya.