Satusuaraexpress.co – Seiring dengan meluasnya vaksinasi dan penanganan kasus Covid-19 yang semakin membaik, level PPKM alias pembatasan sosial berangsur dilonggarkan. Termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta, banyak tempat umum dan tempat wisata sudah mulai dibuka. Tentu ini menjadi angin segar bagi masyarakat yang mungkin sudah sekian lama mendambakan bisa berlibur bebas di luar – menghilangkah kepenatan selama kegiatan #DiRumahSaja. Pun demikian untuk pelaku industri pariwisata, pelonggaran PPKM menjadi angin segar untuk mengembalikan roda perekonomian di wilayahnya.
Menyambut kembali wisatawan di Yogyakarta, startup W House menawarkan alternatif hunian aman dan terjangkau. Melalui situs dan aplikasi https://homestayjogja.co.id, pelancong dapat menemukan varian hunian “home stay” hemat untuk keluarga dan rombongan. Konsepnya dengan menyewakan sebuah rumah lengkap dengan fasilitas pendukungnya. Melalui layanan yang disediakan, pengguna dapat melihat daftar properti, melakukan pemesanan, negosiasi harga, penggantian jadwal, pembayaran, hingga melakukan konsultasi wisata secara gratis.
Home Stay relatif lebih aman
Berbeda dengan platform akomodasi lain, W House fokus pada penyewaan rumah atau home stay. Selain menyediakan medium transaksi, pihak W House turut membantu pengelolaan, sehingga semua properti yang ada di platform sudah terstandardisasi. Proposisi nilai lain yang ditawarkan pada mekanisme pembayaran, fitur deposit DP menjadi solusi agar uang pelanggan tidak hangus saat membatalkan pesanan karena keadaan darurat — tentu ini menjadikan rencana liburan menjadi lebih fleksibel, relevan dengan kondisi saat ini.
Dengan menyewa satu rumah secara utuh, akan memberikan jaminan keamanan lebih kepada penggunaannya, apalagi saat berlibur secara rombongan. Karena satu unit properti hanya dikhususkan untuk satu kelompok tamu saja, sehingga lebih mudah menjaga kebersihan dan sirkulasi orang keluar-masuk, untuk mengurangi risiko terkena Covid-19. Saat ini ada puluhan home stay kelolaan W House yang dapat disewa pelanggan, tersebar di berbagai titik strategis dekat dengan destinasi wisata. Harganya pun relatif nyaman di kantong, mulai dari Rp300.000-an per malam.
Mengurangi friksi di layanan akomodasi
W House didirikan oleh Andrean Nurdiansyah sejak September 2017 lalu. Untuk memaksimalkan bisnisnya, ia juga menggandeng Purwanto sebagai Direktur, karena telah memiliki pengalaman di berbagai perusahaan besar dengan jabatan top-level manager. Di sisi teknologi, ada Bayu Trisna Pratama sebagai CTO yang fokus mengembangkan platform. W House juga merupakan salah satu binaan ABP Incubator di Yogyakarta, sebuah startup builder yang membantu bisnis digital melakukan scale-up dan membantu mereka terhubung dengan ekosistem secara komprehensif, termasuk dengan investor potensial.
Ide awal dikembangkannya W House adalah mengurangi friksi yang saat ini ada dalam platform akomodasi. Layanan OTA (Online Travel Agent) yang saat ini populer kebanyakan lebih fokus pada jenis penginapan hotel. Sementara di kota wisata seperti Yogyakarta, pemerintah memiliki target untuk mengoptimalkan pembangunan home stay, khususnya untuk menggairahkan potensi desa wisata. Di tahun 2019, pemerintah mematok target 100 ribu home stay di 1.902 desa, yang terdiri dari 787 desa wisata bahari, 576 desa wisata sungai, 165 desa wisata irigasi, dan 374 desa wisata danau.
“Dengan adanya target pembangunan home stay yang cukup tinggi dari pemerintah, masyarakat yang akan melakukan liburan memiliki banyak alternatif pilihan sesuai keinginannya. Namun, masalah yang dihadapi saat ini adalah sistem pengelolaan home stay yang masih terpisah-pisah, informasi mengenai home stay tersebar di berbagai situs web atau media sosial para pemilik home stay. Hal itu membuat konsumen kesulitan untuk membandingkan antara satu home stay dengan lainnya,” ujar Andrean.
Ia juga menambahkan, “Masalah lain yang sering dihadapi saat melakukan reservasi online adalah adanya ketidaksesuaian antara informasi yang disampaikan dengan fakta yang ada di lapangan. Alhasil angka pembatalan pesanan sangat tinggi yang merugikan kedua belah pihak. Ketidaksesuaian yang dimaksud di sini adalah terutama untuk informasi di luar fasilitas home stay, meliputi tetangga sekitar, tempat cari makan, akses jalan ke lokasi, dan aktivitas di sekitarnya.”
Dimulai dari Yogyakarta, dengan https://homestayjogja.co.id, W House ingin menghilangkan friksi tersebut. Memberikan opsi pelayanan optimal, sembari memberikan alternatif tempat menginap yang relatif lebih terjangkau dan bisa digunakan untuk liburan keluarga. Fitur konsultasi yang disematkan juga diharapkan dapat membantu wisatawan untuk memaksimalkan pengalamannya di destinasi, sehingga memberikan kesan terbaik dan akan kembali lagi berlibur di waktu mendatang.
Tentang W House
W House adalah pengembang platform akomodasi yang fokus pada pengelolaan dan penyewaan home stay wisata. Saat ini mereka fokus menggarap pasar di Yogyakarta, menawarkan puluhan home stay di sekitar destinasi populer. Fitur utamanya memungkinkan pengguna memesan, membayar, mengganti jadwal, hingga mendapatkan informasi komprehensif tentang tujuan wisata. Info selengkapnya klik: https://www.homestayjogja.co.id.
Tentang ABP Incubator
ABP Incubator adalah program inkubasi startup yang dikelola oleh AMIKOM Foundation. Ini menjadi program pengembangan startup terbaik di Yogyakarta, Indonesia. Program-programnya membantu para pendiri untuk berinovasi dan menciptakan bisnis berkelanjutan, dengan menghubungkan mereka dengan ekosistem bisnis meliputi rekanan, asosiasi, investor, hingga regulator. Untuk mengetahui tentang program-program ABP Incubator, kunjungi situsnya: https://abpincubator.com. (*)