Sedang Liputan Pembuangan Sampah Liar, Jurnalis Warta Kota Diintimidasi

images 67

Reporter: Ikbal Tawakal

Kota Tangerang, Satusuaraexpress.co –  Seorang jurnalis media Warta Kota berinisial GS mendapat perlakuan intimidatif dari beberapa orang tak dikenal di tempat pembuangan sampah liar di sekitar bantaran Sungai Cisadane, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang saat meliput penyegelan pembuangan sampah liar.

GS mendapat intimidasi berupa ancaman penganiaayan secara non verbal dan diperintahkan menghapus foto liputannya oleh lebih dari 10 orang saat mendatangi lokasi pembuangan sampah liar, Jumat (24/9/2021) sekitar pukul 17.07 WIB.

GS menerangkan adapun kronologi kejadian, bermula saat dirinya melakukan liputan ke lokasi tempat pembuangan sampah liar di gang Gaga dan gang Menteng, Kedaung, Neglasari, pada Jumat sore lalu. Tempat tersebut sebelumnya sudah disegel oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Saat perjalanan menuju gang Menteng yang menjadi salah satu lokasi penyegelan, kemudian GS dicegat oleh satu orang yang mengaku sebaga ketua RW.

“Dia mengaku sebagai RW disana, kata dia engga boleh (liputan) dulu, karena kata dia udah rame diberitain,” kata GS kepada, Selasa (28/9/2021).

GS mengatakan dirinya sudah melakukan pemotretan di lokasi sebelumnya yang berada di gang Gaga. Saat melakukan akan meliput di gang Menteng, GS dihalangi.

“Saya ngelobi tuh, saat dihalangi, kata saya bentar doang ngambil gambar doang, pokonya ngelobi, tapi tetap ga boleh,” kata dia.

Setelah tidak diizinkan GS kemudian beranjak pulang, saat balik badan GS mendapati satu persatu orang tak dikenal berjumlah belasan mendatanginya satu persatu.

Setelah mendatangi dan berkerumun mengelilingi GS, belasan orang itu melakukab intimidasi dan meminta seluruh hasil dokumentasi liputannya dihapus.

“Mereka ngebentak, minta foto dihapus, terus ngomong engga ngebolehin liputan, karena sedang panas,” kata dia.

Kemudian setelah foto dihapus, datang satu orang mengenakan kacamata dengan sepeda motor matic menjelaskan pasal-pasal yang dituduhkan ke KLHK, membenarkan apa yang mereka lakukan.

“Nah saya engga fokus yah, saat itu mereka ngomong apa, pokonya saya mikir nyari cara untuk jalan keluar, karena udah dikerumunin, saya khawatir motor saya sudah dipegang-pegang,” kata dia.

Setelah diarahkan segera meninggalkan lokasi, sambil diarahkan mengikuti sepeda motor orang berkacamata.

“Disitu saya sempat kepikiran mau dibawa ke mana lagi nih, ternyata beneran keluar, saya takutnya itu lokasinya pinggir kali, motor dipegang-pegang, takut dilempar ke kali Cisadane,” kata Gs.

GS mengaku, orang-orang tersebut sempat memaksa GS untuk menerima uang sebesar Rp200 ribu. Demi keamanannya dan agar cepat keluar dari lokasi, GS kemudian menerima uang itu dan selanjutnya melaporkan uang tersebut ke kantor.

“Uangnya masih ada nih bang, kantor bilang simpan jangan sampai dipake, uang tersimpan denga posisi semula,” kata dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *