KPAI Terima Laporan Ada Guru dan Murid Tak Pakai Masker Saat Sekolah Tatap Muka

1616558004
Sejumlah siswa mengikuti kegiatan belajar tatap muka di SDN 006 Batam Center, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (23/3/2021). Pemerintah Kota Batam mengeluarkan izin belajar tatap muka di 122 Sekolah Dasar (SD) dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti kapasitas ruangan hanya diisi 50 persen dan jam belajar yang dibatasi selama dua jam. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/Lmo/aww.

Satusuaraexpress.co – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima laporan dan menemukan pelanggaran protokol kesehatan saat pembelajaran tatap muka di berbagai daerah. Salah satunya baik guru dan murid tidak memakai masker saat berada di lingkungan sekolah.

Komisioner KPAI Retno Listyarti mengungkapkan pada Sabtu (25/9)menerima pengaduan masyarakat melalui aplikasi whatsApp di ponselnya. “Saya menerima pengaduan dari kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang, Pengaduan berasal dari jenjang Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar dengan disertai foto,” ujar Retno dalam keterangannya Senin, (27/9/2021).

Retno menuturkan, dalam foto tersebut tampak seorang siswa laki-laki berseragam putih merah sedang diperiksa suhu tubuhnya dengan thermogun oleh seorang guru perempuan. Ironisnya guru tersebut tidak mengenakan masker.

Sedangkan foto yang satu lagi adalah suasana di dalam kelas dimana anak-anak sedang berdiri dengan tangan diangkat ke depan saat sekolah tatap muka. Ada satu guru perempuan dan sembilan siswa/siswi TK. Sayangnya baik guru dan murid-murid tersebut tidak menggunakan masker.

Padahal guru seharusnya mengedukasi dan menjadi panutan perubahan perilaku anak-anak dalam melaksanakan protokol kesehatan. “Ini kan sangat berbahaya,” kata Retno.

Hasil pemantauan KPAI juga menemukan terdapat sekolah yang mayoritas siswanya melepas masker saat tiba di sekolah. Saat diwawancara, anak-anak mengatakan mereka memakai masker saat di perjalanan pergi dan pulang sekolah. “Fungsi masker sama dengan helm jadinya”, ujar Retno.

Melihat kondisi tersebut menurut Retno, seharusnya pembelajaran tatap muka dibuka berjenjang mulai dari Perguruan Tinggi, SMA/SMK serta SMP yang peserta didiknya telah mendapatkan vaksin COVID-19 dan perilakunya sudah terkontrol.

“Ini perguruan tinggi belum dibuka, namun PAUD/TK dan SD malah sudah buka. Padahal anak PAUD/TK dan SD belum mendapatkan vaksin dan perilaku anak TK dan SD sulit dikontrol. Ini sangat beresiko,” kata Retno.

(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *