Reporter: Ikbal Tawakal
Tangerang Selatan, Satusuaraexpress.co – Seorang tenaga kesehatan (nakes) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tangerang Selatan disinyalir merekayasa laporan kesehatan salah satu pasien menjadi positif COVID-19.
Hal itu terungkap akibat adanya salah satu keluarga pasien memprotes dugaan rekayasa form data formulir penyelidikan epidemiologi COVID-19. Berikut fakta-fakta yang dihimpun IDN Times.
Informasi yang dihimpun, suami pasien berinisial AM mengatakan, dirinya mengurus dokumen surat-surat dari nakes di bagian perawatan. Dirinya mengaku kaget, lantaran dalam beberapa lembar dokumen tertera poin-poin kondisi medis isterinya yang akan menjalani proses lahiran secara caesar.
Dalam laporan medis itu, disebutkan bahwa istri AM yang akan melakukan persalinan dinyatakan COVID-19. Pihak keluarga akhirnya protes, karena tak pernah merasa ada formulir skrining yang dilakukan nakes tersebut, namun hasilnya sudah keluar.
Dalam formulir penyelidikan COVID-19 itu tertera beberapa poin pertanyaan mengenai informasi klinis pasien, di mana jawabannya cukup dengan mencentang pilihan ‘Ya’, ‘Tidak’, dan ‘Tidak Tahu’.
Poin-poin tersebut menjelaskan jika pasien mengalami batuk, pilek, sakit tenggorokan, sesak nafas, sakit kepala, serta suhu tubuh yang dicentang dengan keterangan lebih dari 38 derajat celcius.
Menurut AM, nakes yang bersangkutan sempat berupaya mengambil formulir tersebut darinya dan meminta maaf langsung atas kekhilafan yang terjadi.
Sementara, dr Taufik yang mewakili bagian perawatan RSUD Tangerang Selatan, mengakui apa yang dilakukan nakesnya yang tanpa wawancara langsung dengan pasien bersangkutan, merupakan sebuah kelalaian. Apalagi sampai mengisi sendiri jawaban seputar form penyelidikan COVID-19 tersebut.
Ombudsman Perwakilan Banten segera menyurati untuk memanggil Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Hal itu terkait adanya oknum tenaga kesehatan (nakes) di RSUD Kota Tangsel yang disinyalir merekayasa pasien menjadi positif COVID-19.
Dedy juga meminta kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel untuk turun tangan dalam menyelesaikan persoalan ini, agar kejadian serupa tidak terulang lagi dan jangan sampai merugikan pasien dengan data yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Dalam kasus ini, Dedy sangat menyesalkan jika memang hal itu benar terjadi, ini sangat berbahaya karena.