Satusuaraexpress.co – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Juli 2021 impor non migas Indonesia terjadi peningkatan di sejumlah golongan barang.
Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan impor terbesar terjadi pada produk farmasi yang naik hingga US$ 185 juta.
“Produk farmasi mengalami peningkatan terbesar karena adanya impor vaksin,” kata dia dalam konferensi pers, Rabu (18/8/2021).
Margo mengungkapkan dari total impor produk farmasi US$ 185 juta sebanyak US$ 150 juta adalah nilai untuk impor vaksin. Nilai itu setara Rp 2,1 triliun (asumsi kurs: Rp 14.400)
Selain itu BPS juga mencatatkan impor non migas lain seperti biji terak dan abu logam, ampas sisa industri makanan, kendaraan bermotor dalam keadaan terbongkar tidak lengkap dan garam, belerang, batu dan semen.
Pada Juli 2021 impor Indonesia tercatat turun 12,22% namun secara tahunan mengalami peningkatan 44,44%.
Secara total pada Juli 2021 impor tercatat US$ 15,11 miliar. Dari kategori penggunaan barang secara month to month terdiri dari barnag konsumsi yang turun 1,22%, bahan baku/penolong -12,37% dan barang modal -18,58%.
Namun jika dilihat secara tahunan untuk barang konsumsi masih tumbuh 45,97%, bahan baku penolong 54,61% dan barang modal 5,38%.
Menurut Margo hal ini merupakan indikasi baik. “Masih adanya impor bahan baku penolong ini menandakan jika aktivitas ekonomi domestik masih ada dan sektor industri membutuhkan bahan baku impor,” jelas dia. (*)